Friday, February 28, 2014

Kutipan

“Kau tahu, Nak, sepotong intan terbaik dihasilkan dari dua hal, yaitu, suhu dan tekanan yang tinggi di perut bumi. Semakin tinggi suhu yang diterimanya, semakin tinggi tekanan yang diperolehnya, maka jika dia bisa bertahan, tidak hancur, dia justeru berubah menjadi intan yang berkilau tiada tara. Keras. Kokoh. Mahal harganya.

“Sama halnya dengan kehidupan, seluruh kejadian menyakitkan yang kita alami, semakin dalam dan menyedihkan rasannya, jika kita bisa bertahan, tidak hancur, maka kita akan tumbuh menjadi seseorang berkarakter laksana intan. Keras. Kokoh."

Tere Liye, novel "Negeri Di Ujung Tanduk"

Tuesday, February 4, 2014

Outside The Lines



Melihat dengan jarak dekat sebenarnya membuat apa yang ingin dilihat semakin tak terlihat.
Kau perlu berada di luar garis atau minimal jarak yang jauh agar semua yang kau ingin lihat bisa terlihat lebih jelas.—Nina Pradani.

Katakanlah saat ini saya sedang bekerja di sebuah perusahaan roti. Pertama kali—sebelum saya kerja di sana—sejujurnya saya tidak terlalu familiar dengan nama perusahaan tersebut. Oke, saya mengatakan, perusaahaan itu tidak terkenal. Tapi, setelah saya berada di dalamnya, saya menjadi sangat mengenal dan mencintai tempat saya bekerja, saya berusaha meyakinkan orang-orang di sekitar saya bahwa perusaan ini cukup terkenal. Tidak hanya itu, entah sejak kapan saya mengakui dan memuji setiap produk roti yang kami sendiri hasilkan. Saya bahkan sering mengeluh (baca: menyombongkan diri) tentang betapa sulitnya menciptakan dan membuat roti itu. Saya ingin orang lain melihat kami selalu menciptakan roti terbaik di sini, tidak memandang sebelah mata hasil ciptaan kami, dan ciptaan perusahaan roti lainnya.
Kalian sudah nonton film Now You See Me? Saya merekomendasinnya. Dari film ini saya mulai sadar bahwa kita justru tidak bisa melihat kenyataan sebenarnya tentang sesuatu yang paling dekat dengan kita, apalagi jika kita tengah terlibat di dalamnya. Selama ini, saya selalu percaya bahwa produk yang kami hasilkan itu baik, ya, karena memang itu hasil ciptaan terbaik kami. Oh, come on, itu bukanlah ekspektasi yang baik, karena kau akan kecewa sendiri setelah melihat yang sebenarnya dari jarak jauh. Cobalah mundur sedikit, selangkah, dua langkah, tiga langkah, atau jarak terjauh yang kau bisa. Lalu, coba lihat dan bandingkan ciptaaan perusahaanmu dengan perusahaan lain. Bagaimana? Milik siapa saja yang berada di deretan bestseller? Milikmu? Mana? Oke, ada satu, dua. Well, dua produkmu termasuk bestseller, dan sekarang apa? Coba lihat kembali ke dalam, mendekatlah, kau dan teman-temanmu terlena dengan dua produk bestseller tadi. Kalian sudah menganggap diri kalian hebat dan terus-menerus mengungkapkan kehebatan itu berulang kali. Parahnya, entah karena lupa atau tidak ingin menciptakan sesuatu yang lain, kalian mengulangi produksi lama, atau menciptakan produk baru, tapi tetap tidak jauh beda jenisnya dari produk yang sempat bestseller tadi. Sedangkan, nah, coba mundur lagi tiga atau empat langkah, atau langkah terjauh yang kau bisa. Lihat, perusahaan lain punya puluhan produk bestseller. Bahkan mereka menciptakan produk bestseller hampir setiap bulan karena mereka selalu punya sesuatu yang baru. Sedangkan kalian? Waspadalah, terlena itu memang selalu tak disadari.
Hal yang lebih membuat saya tersentak sebenarnya adalah saat menerima telepon dari Adik saya baru saja. kebetulan dia adalah pelahap roti yang baik dan cukup mengenal roti-roti dari berbagai perusahaan. Tapi, sialnya apa, dia bahkan tidak kenal dengan perusahaan di mana Kakaknya bekerja. Itu perusahaan yang menjual roti-roti murah itu, ya? Oh, seandainya, dia ada di depan saya, sudah saya jitak kepalanya. Entahlah, entah karena Adik saya yang nggak gaul atau apa. Tapi, saya teringat, sebenarnya tidak hanya Adik saya yang mengatakan hal itu. Dulu saya beranggapan sama. Beberapa teman saya juga. “Itu perusahaan apa? Rotinya yang mana?” Hikss…. Apa yang harus saya lakukan untuk membuat perusahaan tempat saya bekerja ini terkenal tidak hanya di kalangan tertentu. Tapi, di semua kalangan?
Meski demikian, tetap saja saya tidak bisa memungkiri, perusahaan ini cukup besar. Sangat besar malah. Hanya kurang terkenal di semua kalangan saja. Dan nggak bagusnya, perusahaan ini menurut saya terkenal dengan roti-roti murahnya, saya sudah pernah mengatakan ini pada teman-teman. Jangan terlalu sering menjual roti dengan diskon yang besar. Roti diskonan itu bisa menurunkan brand. Karena kesan konsumen secara umum, barang diskonan itu adalah untuk barang-barang yang tidak laku. [NP]