Friday, October 11, 2013

Confused



       Definisi rapat adalah berkumpul untuk membicarakan suatu masalah yang menimbulkan (memungkinkan munculnya) perbedaan pendapat. Yep, rapat dilakukan untuk mencapai suatu kesepakatan bersama. Kalau tidak ada—atau lebih tepatnya tidak menginginkan—adanya perbedaan pendapat, buat apa rapat? Ngobrol aja langsung, beri saja perintah. Itu pertama.
Kemudian, yang kedua. Proses berjalannya rapat itu hampir sama di mana-mana. Rapat di sebuah perusahaan misalnya. Pertama kali, masing-masing bawahan memberi laporan untuk didengarkan oleh seluruh peserta rapat. Sekali lagi, seluruh peserta rapat! Jadi, tidak hanya dari bawahan melapor ke atasan. Kalau bawahan hanya melapor ke atasan, kenapa tidak ngobrol saja berdua? Agar tidak ada peserta yang henghong. Ketiga, peserta rapat yang lain diberi hak untuk merespon hasil laporan tersebut. Terakhir, baru ada keputusan pimpinan rapat.

Keputusan tersebut harus diambil dengan bijaksana, dengan pertimbangan yang matang, mempertimbangkan banyak hal. Dan terutama mempertimbangkan pendapat-pendapat dari peserta rapat. Tidak, tidak, saya tidak mengatakan memberi keputusan dengan mengambil pendapat paling banyak. Tidak harus seperti itu. Karena pendapat paling banyak belum tentu bermasalahat, bagaimana misalnya jika 90 persen peserta rapat itu orang bejat semua. Oleh karena itu, kenapa di sini dibutuhkan seorang pemimpin itu harus bijak.

Yang paling menyulitkan adalah ketika seorang pemimpin meminta bawahannya untuk memberi gagasan atau ide, tapi dia tidak memberikan kesempatan untuk itu. Lalu, ke manakah bawahan ini harus menyampaikan idenya? Teng tong, teng tong.

Ditulis, ya, ditulis. Oke, baiklah. Saya baru saja menulisnya. Itu salah satu hasil pengamatan saya sendiri tentang “rapat”, dan saya berharap, ke depannya sebuah rapat atau meeting bisa berjalan sebagaimana mestinya dan mengapa rapat itu harus dilakukan. Sekian dan terima kasih.

Tipe-tipe Bos di Dunia





1.       Bos PHP
Tau kan, PHP apa’an? Yep! Pemberi Harapan Palsu. Bos pemberi harapan palsu sekarang sudah makin marak dan merajalela. Ciri-ciri bos tipe ini salah satunya, menjanjikan rapat kemudian membatalkannya. Cape deeh… -_-‘
2.       Bos Doyan Telat
Bos yang nyuruh bawahannya hadir di kantor tepat waktu, tapi dia sendiri nggak pernah tepat waktu. Kalopun pernah, paling banter sekali dalam sebulan. Bos kayak gitu wajib dibuang ke laut.
3.       Bos Killer
Nggak cuma dosen doang yang punya titel ‘killer’, bos juga bisa disebut killer kalo dia suka membunuh. Tenang, maksudnya membunuh karakter. Bos yang suka membunuh karakter bawahannya ini halal buat dibunuh balik, yaa… itu kalo kamu berani dan punya senjata yang lebih hebat dari punya si bos, sih.
4.       Bos Mata Elang
Tipe bos mata elang ini maksudnya yang matanya ‘awas banget’, do’i paling nggak bisa liat bawahannya diem (nggak kerja). Menghadapi bos tipe ini, kamu jangan sekali-kali nyelesaiin kerjaan sebelum deadline kalo nggak mau dihadiahi kerjaan tambahan. Atau bisa aja sih kamu kelarin kerjaanmu lebih cepet, tapi jangan dilaporin dulu ke si bos. Ekekekekee…
5.       Bos Muka Dua
Kita nggak lagi ngomongin hantu atau siluman bermuka dua, karena manusia juga ada yang bermuka dua. Tau kan artinya? Yap, bener banget, tipe bos juga ada yang bermuka dua. Suka ngomongin kejelekan bawahannya ke bawahan yang lain. Hedehh… tipe bos yang kayak gini nih yang kudu dimasukin ke mesin cuci.
6.       Bos Mafia
Pernah denger kata mafia? Itu ada di film-film action biasanya. Bos mafia itu tipe bos yang disegani dan ditakuti karena dia emang layak untuk itu. Dia ditakuti karena memiliki kekuatan atau kehebatan yang lebih dari para bawahannya. Dan itu keren.
7.       Bos Malaikat
Wah, bos tipe ini sampe nggak tega ngomonginnya. Do’i baiiiiiiiik banget. Hatinya lembut, penyayang, perhatian. Bicaranya bijaksana, jalannya berwibawa, pembawaannya berkarisma, ketika dia berjalan, selalu tersenyum, dan bawahannya reflek memberi hormat dengan membungkuk. Kalau si bos ngasih perintah, nggak ilang senyum dari bibirnya, entah kenapa ada aura malaikat di sekitarnya. Tapi, jangan sekali-kali punya niat bikin si bos tipe ini marah. Kalo lagi marah, bisa lebih menyeramkan dari makhluk mana pun.
8.       Bos Otoriter
Memberi keputusan tanpa mau mendengarkan pendapat orang lain (bawahan), parah lagi kalau berdasarkan kepentingan pribadi.
9.       Bos Devil’s Prada
Pernah nonton film Devil’s Prada, kan? Yap, bener banget. Berhati batu, profesional, tegas, disiplin, memberi perintah semaunya, tidak menerima alasan apa pun. Bos tipe ini bisa disukai, bisa dibenci, bisa juga dicaci maki. Tapi, cukup sampai di situ. Bawahan cukup mencaci maki di belakangnya atau dalam hati, tanpa bisa berbuat apa-apa. Kalau saya sendiri sih lebih suka bos tipe ini. Kenapa? Karena bawahan bisa belajar disiplin dan bekerja profesional. Bawahan bisa belajar untuk memiliki mental baja dengan menghadapi si bos ini. Bukan kah itu keren?

Thursday, October 10, 2013

Senyum Semangat (Ini judul lagu, ya, kalau nggak salah?)



Panggilan akrabnya Pak Ustad, pertama kali, saya menanyakan panggilan itu, kenapa dipanggil Pak Ustad? Eh, dibilangin karena dia berjenggot. Oke, baiklah. Saya rasa itu bukan masalah. Tapi, kayaknya semua yang ada di sini pada berjenggot, deh. Ya, sudahlah… kita nggak usah bahas itu. Sekarang kenapa ujug-ujug ada Pak Ustad di sini, heh?
Jadi begini, setelah beberapa bulan bermarkas di sini, saya dibuat salut sekaligus takjub melihat semangatnya. Setiap pagi, saya suka nggak sadar memperhatikan setiap orang yang masuk dari pintu ruangan. Kalau ruangan mulai ada tanda-tanda gempa bumi, pastilah pak Ustad yang datang. Halah, ini siih lebay, yaa nggak segitunya juga, sih. Tapi, beneran deh, kalau ada yang mengucap salam saat memasuki pintu ruangan, yang sampe bikin meja dan kursi mau jawab salamnya, pastilah itu Pak Ustad. Dengan gaya terburu-buru dan nggak ketinggalan tebaran senyumnya, Pak Ustad menyalami yang ada di ruangan itu satu per satu, bukan jabat tangan biasa, tapi plus gempa ringan, maksudnya diguncang-guncang. Yap, dia sedang mengalirkan energi dan semangat positif ke temen-temen. Tunggu, untungnya Pak Ustad nggak jabat tangan cewek, kalau sampai saya dijabat Pak Ustad, saya langsung jet lag kayaknya, haha. Iya, yang saya perhatiin selama ini, jika Pak Ustad menjabat tangan temen-temen cowok. Dan itu keren tentu saja. Melihat orang lain yang bersemangat seperti itu, kita bisa ikut bersemangat. Tapi, kalau ada yang kedatangannya saja bahkan tidak terlihat apalagi terdengar, itu tuh yang menakutkan. Bukan kah itu serem? Tiba-tiba saja sudah duduk di belakang meja tanpa kita tahu kapan dia datang. Hii…serem, kan?
Biasanya itu tergantung jam kedatangan juga, sih, kalau misalnya telat, biasanya suka nyelinap diem-diem kayak kucing, eh, atau jangan-jangan emang itu si kucing beneran, si uban? Tapi, itu nggak berlaku untuk Pak Ustad. Jam berapa pun dia datang, dia selalu datang dengan semangat empat lima. Bener-bener salut deh buat atasan yang satu ini.

Fighting!



Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kau belajar tentang ketulusan,
Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kau belajar tentang keikhlasan,
Ketika hatimu terluka, maka kau sedang belajar memaafkan,
Ketika kau lelah dan kecewa, maka kau sedang belajar tentang kesungguhan,
Ketika engkau merasa sepi dan sendiri, maka kau sedang belajar tentang ketangguhan,
Tetap semangat! Tetap tersenyum!
(Agar Usia Tak Sekedar Angk4 – Kemas Mahmud Al Hanif)

Hei, bahkan ucapan terima kasih saja tidak ada. Ah, tidak, tidak… tak perlu ucapan terima kasih, itu terlalu muluk. Komentar atau kritik saja, deh. Atau mungkin marah langsung kepada saya, karena merasa tidak puas dengan usaha saya. Sungguh, itu lebih saya hargai daripada diam saja di depan saya, tapi merasa kecewa dalam hati, atau parah lagi kalau memberi komentar di belakang saya. Tell me I was wrong. Saya lebih menyukai orang yang mengkritik langsung di depan saya, daripada memuji di depan saya, tapi mengkritik di belakang.