About me



Penggemar angka 7 dan 3 ini masih suka dengan nama sendiri, Nina Nurruwaida Anggita Pradani, jadi belum punya nama pena.
Tapi, biar nggak terlalu panjang, ambil nama depan dan nama belakangnya saja, Nina Pradani.
Sangat senang dan bahagia apabila dipanggil Kak Nina, dan bukan Nina Bobo.
Kedua orangtua asli Bima, NTB yang—pada-saat-melahirkan-dia—kebetulan sedang nomadic di Kota Apel, Malang. Alhamdulillah, tepat sehari sebelum Hari Ibu, 21 Desember 1988, lahirlah ia sebagai anak pertama yang tidak mendapat warisan pakaian bekas. 
Kak Nina memiliki hobi menulis, bahkan sejak masih duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah (setara SD), tapi tidak pernah memenangkan satu pun lomba menulis.
Prestasi terbesarnya adalah memperoleh penghargaan dari keluarga dan teman-temannya yang mengatakan tulisannya bagus.
Selain menulis, kegiatan sehari-harinya membaca, jalan-jalan, nge-blog, dan saat ini dipercaya menjadi detektif naskah di sebuah perusahaan penerbitan. Bagi yang ingin kenal lebih dekat dengan Kak Nina, bisa melalui twitter: @NinaPradani.



Anekdot:


Bagi penyuka kucing ini, cicak dan kecoa adalah dua jenis alien yang harus dimusnahkan karena dapat mengancam ketenteraman dan kenyamanan kehidupan di bumi. Sebenarnya ada satu jenis alien lagi, yaitu tikus. Meskipun dimusuhi oleh manusia dan kucing, tikus masih bisa jadi alien protagonis, seperti Jerry, tikus juga masih bisa berguna bagi para peneliti biologi. Tapi tidak dengan cicak dan kecoa, mereka hanya bisa menjadi ancaman. Cicak ancaman bagi nyamuk, lampu, dan pajangan dinding, sedangkan kecoa adalah ancaman bagi manusia karena mereka adalah satu-satunya jenis alien agresif yang tidak memiliki rasa takut. Keduanya benar-benar partner in crime. Mereka murni alien sejati. Keinginan mendirikan LPCK (Lembaga Pembasmi Cicak dan Kecoa) memang belum tercapai karena terhalang dana dan SDM. Doakan, ya.


warm regards,

NiN.A. Pradani

No comments: