Sebelumnya, aku minta maaf karena baru membalas surat kalian sekarang. Dan kenapa aku mengunggahnya di sini, biar blog ini gak sepi tulisan karena aku yang terlalu sibuk dagang, ke kebun, memasak, makan, dan tidur. Padahal, kalian tahu surat kalian sudah aku baca di pesawat saat perjalanan pulang. Udah aku fotoin ya.. Kalian memintaku membacanya di pesawat biar dramatis, kan? Biar kayak di sinetron-sinetron itu, kan? Biar aku nangis sendirian dengan backsound lagu "let me go home..." trus orang di sebelah ngelirik sambil membatin "kirain cuma di sinetron ada adegan seperti ini. Dasar alay!"
Yang pertama surat dari yang paling senior dulu, ya, Kak Enta. Astaga, aku nggak nyangka Kak Enta bisa nulis sebagus itu. Maksud aku bukan bentuk tulisannya, melainkan isi tulisannya, rangkaian kata-katanya. Selama ini Kak Enta yang aku kenal itu emang orangnya cerewet, ramah, periang, dan kayak nggak pernah sedih. Oleh karena cerewetnya yang kebanyakan itu, aku pikir Kak Enta tidak terlalu suka menulis. Tapi ternyata tulisannyaa... terangkai indah. Aku harus ngasih bintang 4 buat surat Kak Enta. Kalo dikasih nilai, 85, deh. Inget, ini yang ngasih nilai mantan editor Salamadani lho ya, Kak.
Oya, mana, sih, suratnya Kak Enta itu? Bentar, aku unggah dulu.