Saturday, July 23, 2016

Surat dari Distrik dan Balesannya

Sebelumnya, aku minta maaf karena baru membalas surat kalian sekarang. Dan kenapa aku mengunggahnya di sini, biar blog ini gak sepi tulisan karena aku yang terlalu sibuk dagang, ke kebun, memasak, makan, dan tidur. Padahal, kalian tahu surat kalian sudah aku baca di pesawat saat perjalanan pulang. Udah aku fotoin ya.. Kalian memintaku membacanya di pesawat biar dramatis, kan? Biar kayak di sinetron-sinetron itu, kan? Biar aku nangis sendirian dengan backsound lagu "let me go home..." trus orang di sebelah ngelirik sambil membatin "kirain cuma di sinetron ada adegan seperti ini. Dasar alay!"

Yang pertama surat dari yang paling senior dulu, ya, Kak Enta. Astaga, aku nggak nyangka Kak Enta bisa nulis sebagus itu. Maksud aku bukan bentuk tulisannya, melainkan isi tulisannya, rangkaian kata-katanya. Selama ini Kak Enta yang aku kenal itu emang orangnya cerewet, ramah, periang, dan kayak nggak pernah sedih. Oleh karena cerewetnya yang kebanyakan itu, aku pikir Kak Enta tidak terlalu suka menulis. Tapi ternyata tulisannyaa... terangkai indah. Aku harus ngasih bintang 4 buat surat Kak Enta. Kalo dikasih nilai, 85, deh. Inget, ini yang ngasih nilai mantan editor Salamadani lho ya, Kak.
Oya, mana, sih, suratnya Kak Enta itu? Bentar, aku unggah dulu.







Sekarang balesannya:
Sama-sama, ya, Kak. Maaf lahir batin juga. Tenang saja, waktu itu aku bacanya pas hari lebaran, kok, jadi sangat tepat. Sekarang malah aku yang telat ngucapin. He he.. kalo ada kata-kataku yang menyakitkan hati atau keisenganku yang kurang berkenan tolong dimaafkan juga.

Iya, Kak, aku juga udah ngganggap Kak Enta seperti kakak sendiri atau orangtua kita di Distrik itu. Berhubung kita nggak punya Ibu atau Bapak Kos. InsyaAllah aku nggak akan merasa kehilangan, karena kalian akan selalu ada di hatiku. Ciyee... baper.

Bener banget, Kak, walaupun berada di kampung halaman orangtuaku, ini aku emang lagi merantau, karena sejatinya kita hidup ini memang merantau, kan, ya..
Kalau kak Enta bilang hidup ini emang kejam, itu aku setuju banget. Hidup ini sudah memisahkan kita. Coba aja kalau kita mati, mungkin aku bisa menembus tembok trus langsung tembok sebelah itu adalah kamar Kak Enta. Atau bisa menghilang. Di film-film horor yang kita tonton, hantu itu bisa menghilang, kan?
Dan bener, yang lebih kejam lagi adalah kita sendiri.

Deuh, Kak Enta... pake bahas masalah jodoh lagi. InsyaAllah, jodoh aku sudah disediakan Tuhan. Ya Ampun.. aku terharu Kak Enta bilang "kado istimewa dari Allah". Udah, kak, udah... kita nggak usah bahas masalah jodoh, ya. InsyaAllah aku akan jadi hamba yang takut kepada Allah. Tapi, aku nggak mau jadi anak yang soleh, aku nggak mau operasi plastik, aku harus bersyukur diciptakan sebagai cewek. :D :D :D

Aww..aww.. aku dibilang pintar, cara pikirnya luas. Kak Enta nggak tau aja aku ngomongnya asal, suka ngarang sambil duduk, cara pikir luas itu emang yang ingin aku miliki, tapi jangan menyebar pitnah, Kak. Haha

Ini serius, aku baru tahu dari Kak Enta kalo orangtua adalah wakil dari Allah. Dan setelah aku mikir lagi, yang Kak Enta bilang itu emang bener. Dalam kitab suci kita juga dikatakan ridho Allah adalah ridho orangtua. Dan ya, pesan Kak Enta untuk jangan menyakiti orangtua dan harus membahagiakan mereka akan aku pegang selama aku bersama mereka sekarang. Makanya sekarang aku jadi sering masak di rumah, Kak. Aku belajar masakin yang enak-enak buat mereka.

Haduuu... nggak usah Kak Enta mohon juga, melupakan Kota Kembang itu sesuatu yang sulit aku lakukan. Aku bahkan gagal move on sampe sekarang. Rencanaku dari dulu ya, Kak, aku pengen punya rumah untuk menghabiskan hari tuaku kalo nggak di Bandung, itu di Malang. Cuma dua kota itu yang pengen aku tinggali di negeri ini. Kotanya sejuk dan memoriable. Doain, ya, Kak..

Hahaha... aku nggak akan melupakan kosan yang ibu kosnya tidak diketahui rimbanya, yang aliran listriknya suka korslet, suka banyak sampah tergantung di pintu dan Kak Enta yang selalu rajin ngebuangin, yang kamar mandi sebelah sana baknya selalu dikuras Kak Enta, anak-anak yang lain mah ambil enak mandinya aja, tuh. Dan berisiknya itu... ampun dehh.. selalu heboh.

Baiklah, Kak Enta... aku akan berjuang untuk mendapatkan jodoh, eh?
Peluk dan cium juga dari aku.

Percaya nggak waktu baca surat Kak Enta ini aku sampe berkaca-kaca, lho. Jangan percaya tapi, ya, waktu itu aku lagi ekting.

Oya, dan aku nggak ngerti apa maksudnya dikasih judul "Sebuah Dongeng Anak".
Jadi, maksudnya yang Kak Enta tulis di atas itu hanya sebuah dongeng? Nggak nyata? Hiks, padahal aku udah baper.

Surat selanjutnya.. em.. siapa, ya, yang tertua kedua, deh...



Judulnya "Kartu Lebaran". Setua usiaku sekarang, ini adalah kartu lebaran terjelek yang pernah kudapat. Nggak ada gambar, nggak ada ilustrasi ketupat atau orang salaman, nggak ada bunga-bunga, kaligrafi atau apa. Warna pun bukan hitam putih, bukan pula duotone, bukan pula fullcolor. Warnanya tritone. Tulisannya... astaga, jika biasanya kartu lebaran kebanyakan menggunakan font Monotype Corsiva atau jelek-jeleknya Times New Roman karena malas nyari-nyari font atau Calibri untuk office 2007. Kartu lebaran yang aku dapatkan tahun ini sungguh menyedihkan. See, lihat, seperti itulah penampakannya. Baiklah, baiklah... meski demikian aku cukup terharu, setidaknya kertasnya berlogo. Logo Grafindo Media Pratama. Bukan logo Sinar Dunia. #hiks

"Sekalian minta maaf, ah..." sekali lagi, sekalian minta maaf?? Kalimat macam apa itu? Jadi, sebenernya kamu niat nggak, sih, minta maaf? Kenapa sekalian? Pake "ah" lagi? Kamu nggak pengen ngucapin khusus kata minta maaf tanpa sekalian? Okelah, aku nggak akan minta kamu sungkem syahdu. Tapi, ini minta maaf aja kamu pake sekalian. Adik macam apa kamu? Well, kamu memang adik yang menyebalkan.

Cukup! Nggak usah ngaku sayang sama aku. Buktikan saja dengan datang ke nikahanku. Jangan tanya kapan, masalahnya aku pun belum tahu. Kalau kamu mau duluan aku rapopo. Serius, aku rapopo. Ikhlas lahir batin dunia akhirat.

Terimakasih juga sudah mau bilang terimakasih karena sudah sangat amat merepotkanku. Aku memang tidak butuh balasan darimu. Paling juga kamu cuma beliin gorengan atau seblak.

Nah, itu doamu tentang jodoh aku aminin paling kenceng. Iya, nih, perlu semacam anak kecil atau balita memang buat ngerecokin rumah. Ibu sama Bapak kesepian. Tinggal berdua aja. Perasaan aku punya adik empat. Pada ke mana, sih?

Jangan pilih-pilih? Sejujurnya, aku tuh enggak milih-milih, Mel. Emang beli apel bisa milih-milih. Aku cuma menyeleksi kok.

Baiklah, see you next time...
Tunggu, aku akan datang ke Bandung.

Miss u

Nina.


Selanjutnya, surat dari Emak Distrik, Wiwiiiinn...
mana suratnya, manaah..? Poto dulu. Duh, saking udah lamanya, aku taro di mana, ya?



Baca lagi surat Wiwin, kok, aku sedih cirambai, ya? Eh, cirambai apaan, sih? Oke, lupakan.
Iya Wiinn... sama, aku juga sayang kalian semua. Kita udah bareng berapa tahun? Dua? Tiga tahun? Kalo ibarat orang ta'aruf mereka sudah wajib nikah. Saking udah kenal luar dalemnya. Bedanya orang ta'aruf mau bertahun-tahun juga sesungguhnya mereka belum kenal-kenal amat dalemnya, baru luarnya. Itupun banyakan pencitraan. Kenal baik-baiknya aja. Karena emang itu yang ditunjukin. Eh, itu ta'aruf apa pacaran, sih? Embohh lah... wallahu'alam. Aku pun nggak ngerti apa beda sesungguhnya dua istilah itu. Sedangkan kita, kita udah kenal luar dalem beneran. Baik-baiknya, jahatnya, narsisnya, ketawa ngakaknya, senyum palsunya, senyum termanisnya, nangis berderai-derainya,  waktu cantiknya, waktu jeleknya, bau kentutnya, bau mulutnya belum gosok gigi, bau kakinya, banyak makannya, orang yang disukainya. Semuanya. Semuanya kita sudah sama-sama tahu. Kamu bahkan pernah aku ajak buat ketemu orang yang sama sekali belum aku kenal, belum pernah ketemu. Ini karena aku butuh saranmu. Dan kamu menyarankan aku untuk menolak mentah-mentah orang itu. Memberi komentar yang entah kenapa aku setuju semuanya. Untuk cewek kurang pengalaman seperti aku. Saranmu sangat membantu, Win.

Terimakasih buat semua doa-doamu. Alhamdulillah, berkat doa kalian untuk sampai di rumah dengan selamat dan bahagia, aku akhirnya punya kesempatan untuk jadi anak yang berbakti. Kalo selama ini aku cuma bisa iri sama kalian yang pulang setiap seminggu sekali, sekarang aku sudah bisa ketemu Bapak Ibu setiap hari. Tenang, tenang... aku belajar masak, kok. Dan entah kenapa Ibu malah bahagia dan sumringah kalo masakanku terasa asin. Ehm.

Semoga semua kebaikan yang kamu doain itu juga kembali padamu. Semoga yang terbaik soal jodoh. Sudah, cukuplah tahun ini kita bareng-barengnya dalam konsistensi menjomlo. Makanya aku pulang dulu sekarang, biar ada waktu berbakti sama orangtua, aku agak-agak percaya jodoh sudah dekat. Sepercayanya aku kalau kiamat sudah dekat. #ketawasambilnangis

Kamu juga harus percaya kalau Tuhan tidak akan membiarkan kamu--yang udah siap lahir batin--untuk menjomlo lama-lama. Just wait and see. Nggak perlu baper-baper amat kalo ada temen yang nikah. Kita berdoa aja terus, jangan putus harapan. Ada waktunya masing-masing. Cailah, sok bijak.

Aduuh... nggak bisa ngasih apa-apa gimana, banyak kado, surprise, berlembar-lembar surat, dompet sama isinya, sampe amplop THR gini. Haturnuhun pisaaann... aku yang nggak bisa ngasih apa-apa selain nitip barang-barang.


Sudah ah, keburu baper bales surat kamu mah...

Miss u,
Nina



Halo Icha,
Icha juga yang paling baik, paling sabar, paling mau dengerin curhatan, dan mikirnya suka cepet. Yang terakhir maksudnya kalo lagi nonton film bareng, kamu selalu cepet nangkepnya. Aku kadang suka telmi. Bukan kadang, sih. Hee..

Pertama, aku juga mau minta maap. Kali ini dugaanmu salah, aku ga bakal bilang "Apaan? salah apa emang?" Aku ga mau bilang gitu lagi, itu sudah mainstream. Masalahnya adalah... salahku lebih banyak dari salahmu.
Idih, idih... maksa. Kamu mau minta maaf atau ngancem, sih?
Oke, impas.

Aku aminin... aku aminin.. bagus, ga usah dikasih tau biar doanya balik juga ke kamu. Aku percaya doamu semuanya pasti baik karena kamu mantan adek kos terbaik sedunia. Ssstt... jangan bilang2 anak2 distrik ini mah, nanti mereka iri dengki.
Aku percaya kamu juga gak akan lupa doa yang paling penting di antara kita.. ehem, jodoh.

Diskusi yang mana? Diskusi yang mana? Kita terlalu banyak diskusi, sampai-sampai semua impian kita gak ada yang beres. Diskusiiii aja terus. Haha... petuah-petuah itu bukan dari aku, Cha... apalagi kalo berhasil menginspirasi, palingan aku nemu di manaaa gitu. Trus dikopas seenaknya. Kalo lagi ngobrol kan agak repot, ya, mau menyertakan sumber. 😂

Iya, Cha... beruntungnya aku nggak sedih-sedih amat berpisah denganmu. Kamu soalnya nyebelin, sok pinter, jahat, pokoknya semua yang jelek-jelek buatmu. Serius, beneran aku gak sedih. Suer. Gak ada sedih-sedihnya. Sedikit pun gak ada.

Tapi, sejahat apa pun kamu, aku tetap mau doain semoga semuanya yang terbaik yang akan terjadi padamu, bahagiain Mamah, ya.. semoga segera bawakan calon menantu. Eh, ups, doanya gak usah bilang-bilang ya? Oke, aku doa dalam hati sekarang.

Ichaaa.... aku memang kurang percaya diri, keras hati pula. Iya bener, bner. Makasiih yaaa.... aku akan mencoba merendam, menempa, merebus, menanak, memasak, menumbuk-numbuk atau apa saja akan aku lakukan untuk hati ini, biar empuk. Biar gak keras lagi. Ini memang masalah terberatku.

Baiklah, astaghfirullah... tarik napas.... tahan.... lepaskan... let it go...

Haha... iya, aku sedang bersemangat nih!
Semangat jadi anak berbakti.

Keep strong! Keep calm! Seperti singa, ya!

See you next time.



Ah, sebenernya aku males mau bales surat kalian berdua ini. Sedikit amat. Kertasnya bagi dua pulak.

See? Openingnya aja basi banget si Uthee... "selalu ada perpisahan dalam setiap pertemuan" katanya. Anak bayi juga tau, dia pasti nangis kalo ditinggal pergi sama orang yang baru aja bikin dia ketawa.
Palsu... palsuuuu... kakak-kakak terbaik, perpisahan ini sungguh menyayat hati? Astaga, kamu belajar ngegombal dari mana? Ohiya, aku lupa. Uthee, kan, emang pinter ngegombal, ya. :p
Nah, nahh... narsisnya keluar. Baiklah, thee... kamu emang luar biasa. Yang aku suka dari kamu cuma satu: Jujur.
Pertahankan ya... yang lainnya aku gak suka, karena emang aku gak suka cewek, sih.

Oke, bye...


Buat Ataa....
Ataaaa... jangan sedih dong.. makasih doanya yakk... semoga yang terbaik juga buat kamu.. aamiin... aamiinn... sukses juga buat kuliahmu yaa... akhirnya lanjut juga. Keren euy...
Jangan lupa sekalian lirak-lirik jodoh di kampus. Biar komunitas jones di distrik kita berkurang. Wkwk
Aku juga minta maap, pastinya sering bnget ngerepotin kamu, sering minta jemput ke stasiun tengah malem, ini aku gak tau kalo ga ada kamu. Di distrik, kan, nggak ada lagi yang bisa motor.

Baiklah, Ataaa... aku nggak akan nakal. Kamu juga rajin terus ya masak-masaknya, ssstt... ini nanti perlu buat ketemu jodoh.

Love u too.. muah muah...

8 comments:

Icha Liesna said...

woy... beneran di upload lah, panjang pulaaak mak. makasih doanya teh nina, jangan lupa doain biar aku banyak duit nnti pas teh nina nikah biar bisa kesana. siapa tau di Bima, ada jong Ilwoo atau Song Joongki atau siapa lagi mah yang bisa aku ajak ke pelaminan. aih...

Unknown said...

aaaaaaaaaaakk mbaaak ninaa . balasannya luar biasa puanjaaang.
Terharu euy , eh ngga deng biasa aja !!! 😜
pkonya makasih looh balasannya, makasih juga doa" terbaiknya.
sukses selalu buat kita semua yaa.. aamiin allahumma aamiin

Unknown said...
This comment has been removed by the author.
Nina Pradani said...

Wkwkwk... kan aku pengangguran ga ada kerjaan, jadi aku sangat sempat buat aplod inihh.. yaa walopun butuh waktu hampir 3 bulan buat nyelesaiinnya. 😂😂😂

Oh tentu saja... aku pasti doain dan sangat amat mengharapkan kamu bisa dateng ke pernikahanku. Apalagi banyak sejenis joongki di sini. Em, kapan ya tapih?

Nina Pradani said...

Siapa iniihh??? Unknown??
Uthee kayaknya yg manggil mbaak nina. Emang aku ada doain kamu?
Ga ada deh kayaknya.. 😛😛

Nina Pradani said...

Eh... wiwin ya kayaknya? Haha..
Iyaaa... panjang pisaannn.. aku sesuaiin lah sama suratnya. Emang kayak ata sama uthe tuh.. irit. Balasannya pun hemat. 😛😛😛

Unknown said...

kangeeeen mbak , main sini mbak . ga ada ladang bully an buat teriakin yg suka bangun siang niiih 😭😥

Unknown said...
This comment has been removed by the author.