Monday, July 18, 2016

Perjalanan Tanpa Rencana

Adikku yang nomer 4, si Qorry Ainan, biasa dipanggil Kori atau Oi, dan Bapakku hari Sabtu kemarin sudah berbaik hati menemaniku ke Pelabuhan Bima. Aku janjian dengan seorang teman yang datang dari Makassar menuju Lombok dengan sebuah Kapal. Kapal itu ceritanya bakal merapat di Pelabuhan beberapa saat. Nah, aku dan temanku yang sudah lumayan lama tak berjumpa ingin mengambil kesempatan itu. Sampai di Pelabuhan ternyata kapal yang dinaiki temanku belum sampai. Untuk menghubungi temanku itu pun sulit, nomornya tidak aktif karena berada di tengah lautan. Jadi, sambil menunggu kedatangan kapal itu. Kami, aku, Kori, dan Bapak memutuskan untuk berjalan-jalan. Aku dan Bapak sepakat menyerahkan kepada Si Kori yang nyetir (aku bersumpah harus bisa nyetir juga. Masa kalah sama anak ingusan ini. Oke, oke, sekarang dia sudah mau SMA kelas 3) untuk membawa kami ke mana saja. Jadilah kami menempuh perjalanan yang lumayan atau kalau tidak bisa dibilang sangat jauh. Menuju arah utara Kota Bima. Sekalian biar keliatan kapal yang ditunggu karena kapal dari luar kota akan datang dari arah utara.




Itu laut di bagian utara kota Bima sudah mulai keliatan. Jalan ini kalau tidak salah ke arah pantai Kolo, setelah melewati pantai Ule. Lalu, kami terus menuju utara. Aku penasaran si Kori bakal bawa kita ke mana.


Setelah melewati jalanan beraspal mulus berkilo-kilo, berliku-liku, dan naik turun, melewati kelurahan Kolo yang berasa seperti sepanjang jalan daerah Senggigi yang masih perawan. Kami mulai memasuki jalanan tak beraspal.




Lumayan juga treknya sampai di sini. Dan si Kori terlihat santai saja nyetirnya. Anak ini kapan belajarnya, sih?
"Kori, ini kita mau ke mana?"
"Ke sana. Sampai ke ujung jalan." Dia bicara seolah-olah sedang menunjukkan ujung jalan sebelah rumah. Kita udah jauh, lho, dari tadi. Tapi, aku juga penasaran untuk sampai ke ujung sana.
"Emang kamu pernah ke sana?"
"Pernah, sama temen-temen. Beberapa kali kita suka snorkling di sana!"
"Apa??? Ada tempat snorkling juga di Bima?" Aku tidak bisa menyembunyikan keterkejutanku. Sebenernya aku lebih terkejut karena anak zaman sekarang sudah kenal istilah snorkling. Aku aja tau istilah itu setelah jadi mahasiswa. Itu pun kadang suka lupa namanya, dan cari gampangnya saja. Menyelam. Sekarang pun aku tidak yakin apa sudah menulis "snorkling" dengan benar.

Dan sampailah kami di sini!


Ternyata nama pantainya So Sanumbe! Dan pernah ada MTMA ke sini. Oke, dan aku baru pernah ke sini sekarang. Ah iya! Itu dia si Kori. Dan sudah ke sini entah berapa kali. Dan sekarang aku memaksanya jadi foto modelku.




Pantai ini belum terlalu rame seperti di pantai-pantai sebelumnya. Jadi, kamu bisa mengambil gambar sepuasanya tanpa ada perusak pemandangan. Hihi jahat.
Itulah akhir dari perjalanan tanpa rencana sampai ke ujung utara kota. Ke sini, yuk!



No comments: