Monday, December 30, 2013

Absurd

Ini Bukan Puisi

Terkadang kau memang perlu untuk menangis
Agar ada airmata yang kau usap
Karena setelahnya kau akan bisa tersenyum kembali

Itulah mengapa Tuhan menciptakan hujan
Agar kau bahagia melihat matahari

Kau tahu? Bahagia itu sederhana
Amat sederhana
Sesederhana ketulusan seorang yang kau sebut sahabat
Itu saja

-NP-
 
Longversion
Lihat, hari begitu cerah
Well, aku tahu ini sudah malam
Tapi, tetap saja cerah
Lihat! Cerah, kan?
Coba lihat sekali lagi!

Jika cerah itu masih tak terlihat
Coba perbaiki sistem kerja otak kiri
Ku rasa ada masalah
Tidakkah kau malu pada Tuhan
Yang telah mencerahkan harimu?
Tidakkah kau malu pada Tuhan
Yang selalu ada untukmu?

Iya, aku berbicara padamu
Siapa lagi?
Hanya kamu yang ada di sini
Hanya kamu yang terpuruk menutupi kesedihan
Sudahlah, tidak perlu sok ikhlas seperti itu
Menangis saja dulu sepuasmu
Agar ada air mata yang bisa kau usap
Setelahnya kau bisa tersenyum kembali...

-NP-  

 
Aku tidak bersedih
Tapi juga aku tak yakin sedang bahagia
Tuhan, aku hanya merasa kosong
Bagaimana aku mengisi kekosongan ini?
Aku ingin mengisinya dengan cinta untuk-Mu
Tapi sialnya, aku terlalu buruk
Teramat buruk
Aku malu
Aku ingin menangis, tapi kenapa tidak bisa... :'(

-NP-
 

Tuesday, December 24, 2013

Seperempat abad!

December 22 via mobile

Waow! Akhirnya saya merasakan umur itu juga. Apakah saya menunggu? Tidak juga. Takut karena sudah tua? Tidak juga. Malu karena belum menikah? Apalagi itu, tidak sama sekali. Tapi, iya, bener, saya malu. Teramat malu, karena seperempat abad saya hidup, sepertinya saya belum memberikan apa-apa untuk malaikat saya, Ibu.

Seperempat abad saya hidup, hanya membuatnya khawatir, hanya membuatnya sedih, hanya membuatnya susah, hanya membuatnya kepikiran kalau dia punya anak perempuan yang lemah, tak bisa berbuat apa-apa, bahkan untuk dirinya sendiri. Jangankan itu, mengenal dirinya saja tidak. Bagaimana mungkin malaikat saya tidak khawatir setiap detik.

Wahai, mejikom! Tahukah kau, kenapa saya selalu membuatnya khawatir? Kenapa saya tidak bisa membahagiakannya hingga sekarang? Di usia saya yang dua puluh lima tahun! Bayangkan, dua puluh lima tahun! Itu waktu yang cukup lama, bukan? Dan lihat! Tidak ada apa-apa di sini, yang ada hanya kesenangan saya sendiri.

Ingatkah kau, wahai semut di dinding! Sejak saya terlahir ke dunia ini, hingga merangkak ke usia subuh, kemudian berjalan ke usia pagi, dan sekarang meski saya telah berada di usia siang, saya tidak pernah merasakan panasnya matahari. Matahari selalu bersembunyi dibalik awan. Ah, atau mungkin saya yang bersembunyi karena takut membuatnya khawatir, lagi-lagi.

Percayakah kau, wahai setrika! Sekarang saya sudah semakin dewasa. Saya tidak lagi sakit-sakitan, saya sudah sangat sehat dan bahagia. Saya tidak lagi bodoh, tapi mungkin agak sedikit telmi, itu masih. Saya juga tidak lagi mudah percaya pada siapa pun. Tolong sampaikan juga padanya agar dia tidak khawatir. Sampaikan setiap hari, jangan hari ini saja. Mentang-mentang hari ini orang-orang memperingati hari untuknya. Saya tidak mau. Sampaikan hari ini, juga besok, juga lusa, dan selama saya masih hidup, jangan khawatir dan sampaikan bahwa saya mencintainya, teramat mencintainya.

Kutipan

Kita malu, keringetan, gugup, gemeteran dekat orang yg diam2 kita sukai adalah mekanisme alami manusia agar bisa menjaga diri. Ada aturan mainnya.

Repot sekali kalau hal itu tdk bekerja. Kayak sapi atau kambing jadinya. Suka, langsung seruduk. Nggak pake malu2. Suka langsung loncat, tidak peduli meski di pasar ternak, rame yg lihat.

Tere Liye

Sunday, December 22, 2013

Lyric: WHITE - Frank Ocean

Could this be earth, could this be light
Does this mean everythings going to be alright
One look out my window there's trees talking like people

I dreamt of storms, I dreamt of sound
I dreamt of gravity keeping us around
I slept in the darkness it was lonely and it was silent

What is this love, I don't feel the same
Don't believe what this is, could be given a name
I awoke you there chasing planets on my forehead

But I forget 23 like I forget 17
And I forget my first love, like you forget a day dream
And what of all my wild friends, and the times I've had with them
But I'll fade to grey soon on the tv station

Wednesday, December 18, 2013

CerMin: and everyday so tremble

ketika tak ada kata terucap, diam mampu ungkapkan apa yang tak terkatakan. memang, tak semua bisa memahami, tapi sahabat selalu mengerti.
33 minutes ago via BlackBerry Smartphones App.

aku terkesiap membaca status terakhir yang tertera di laman home facebookku. jika orang lain yang menulisnya, aku pasti mengklik 'like', tapi status itu tertulis dengan namamu di sampingnya. nama yang bahkan membuat jantungku melompat hanya dengan melihat tulisannya, nama yang membuat aku sendiri merasa seolah lebih hebat dari dokter spesialis saraf karena bisa mendengar aliran darahku yang berdesir. itu tentang nama yang tertulis. lain lagi ceritanya jika namamu terdengar. lebih gila lagi jika kamu sendiri yang nampak di depan mataku. aku tak bisa berbuat apa-apa selain segala tingkah yang mengharapkan komentarmu, minimal tanggapan baik dalam hatimu, tak perlu terucap, tak masalah. lebih indah lagi jika tingkahku bisa membuat ujung bibirmu melengkung senyum. tapi, jangan! itu bahaya! aku tidak akan bisa tidur berhari-hari.

Thursday, December 12, 2013

You

It's hard to forget The first time I met you
Those mesmerizing pair of eyes
In my mind, The thoughts of you ,Cannot be erased

When I hold your hand and feel your warmth
It's really too much for me to handle
Your innocence .I would like to treasure

When I see you suffering I will feel sad

Just afraid I will fall in love with you
Dare not let myself be too close to you
Afraid I’ve got nothing to offer you
To love you may require a lot of courage too

Just afraid I will fall in love with you
Maybe one day I wouldn't be able to control myself
from falling in love with you
Thinking of you only hurts myself
I just can't help falling in love with you

What’s the reason Ya…
That I meet you again
I really really don’t wish to
Fall into the love trap like this

I just can't help falling in love with you

Tuesday, December 3, 2013

Inspirasi




December 1, 2013 at 1:08am

Herannya, kenapa ide atau inspirasi itu seringnya muncul di tempat yang sempit dan bau? Maksud saya toilet, wc, kamar mandi, atau apa pun lah itu namanya. Kenapa inspirasi saya tidak bisa muncul di kamar kos yang nyaman ini? Atau di meja kerja yang sudah lengkap dengan alat penuang ide-nya? Kenapa harus di toilet yang begitu sekeluarnya dari sana belum tentu keinget. Tidak mungkin kan saya menulisnya di atas air, atau mencoret dindingnya seperti dinding toilet di sekolah saya dulu? Mau pake apa juga nulisnya, odol, sabun?

Nah, kan, tadi apa coba yang mau saya tulis sampai membuka note di sini? Lupa.

Tapi, sudah lama juga ya saya tidak menulis di microblog ini. Terakhir sudah beberapa bulan yang lalu. Sudah lama sekali. Ini pasti karena salah seorang teman memancing saya dengan menunjukkan buku genre 'labil' kemarin. Kenapa saya bilang labil? Pada dasarnya, hanya manusia labil lah yang menulis kisahnya sendiri sekaligus menertawakannya sendiri. Tunggu dulu, jangan menyimpulkan bahwa itu sesuatu yang negatif. Kata 'labil' memang cenderung melukiskan hal yang kurang bagus. Tapi, jika kelabilan bisa menghasilkan sebuah karya, seperti buku-buku Raditya Dika, kalian mau bilang apa? Ups, saya tidak mengatakan Raditya Dika labil, lho. Iya, dia tidak labil. Tapi, gila!

Friday, November 8, 2013

Api dalam sekam

Kalian pernah merasa seolah-oleh sedang menjadi aktor dalam film? Pernah mengalami kejadian seolah sedang turut berperan dalam sebuah skenario yang seru dan menegangkan? Saya pernah, dan kebetulan sedang mengalaminya saat ini.
Ada api dalam sekam! Ya, api dalam sekam! Bukan musuh dalam selimut. Masih kurang jelas? Sekali lagi, api dalam sekam! Berhubung judulnya saja api dalam sekam, yang berarti itu sesuatu yang tersembunyi, jadi, untuk sementara kita pending dulu tulisan ini, sampai apinya benar-benar membakar sekam itu. Biar semuanya jelas dulu lah. Setuju?
Kalian harus setuju, karena saya yang punya tulisan ini. Baiknya kita buat semacam sekapur sirih dulu,

yaah,,,sudah waktunya pulang, oke, kita lanjut lagi besok.

Friday, October 11, 2013

Confused



       Definisi rapat adalah berkumpul untuk membicarakan suatu masalah yang menimbulkan (memungkinkan munculnya) perbedaan pendapat. Yep, rapat dilakukan untuk mencapai suatu kesepakatan bersama. Kalau tidak ada—atau lebih tepatnya tidak menginginkan—adanya perbedaan pendapat, buat apa rapat? Ngobrol aja langsung, beri saja perintah. Itu pertama.
Kemudian, yang kedua. Proses berjalannya rapat itu hampir sama di mana-mana. Rapat di sebuah perusahaan misalnya. Pertama kali, masing-masing bawahan memberi laporan untuk didengarkan oleh seluruh peserta rapat. Sekali lagi, seluruh peserta rapat! Jadi, tidak hanya dari bawahan melapor ke atasan. Kalau bawahan hanya melapor ke atasan, kenapa tidak ngobrol saja berdua? Agar tidak ada peserta yang henghong. Ketiga, peserta rapat yang lain diberi hak untuk merespon hasil laporan tersebut. Terakhir, baru ada keputusan pimpinan rapat.

Keputusan tersebut harus diambil dengan bijaksana, dengan pertimbangan yang matang, mempertimbangkan banyak hal. Dan terutama mempertimbangkan pendapat-pendapat dari peserta rapat. Tidak, tidak, saya tidak mengatakan memberi keputusan dengan mengambil pendapat paling banyak. Tidak harus seperti itu. Karena pendapat paling banyak belum tentu bermasalahat, bagaimana misalnya jika 90 persen peserta rapat itu orang bejat semua. Oleh karena itu, kenapa di sini dibutuhkan seorang pemimpin itu harus bijak.

Yang paling menyulitkan adalah ketika seorang pemimpin meminta bawahannya untuk memberi gagasan atau ide, tapi dia tidak memberikan kesempatan untuk itu. Lalu, ke manakah bawahan ini harus menyampaikan idenya? Teng tong, teng tong.

Ditulis, ya, ditulis. Oke, baiklah. Saya baru saja menulisnya. Itu salah satu hasil pengamatan saya sendiri tentang “rapat”, dan saya berharap, ke depannya sebuah rapat atau meeting bisa berjalan sebagaimana mestinya dan mengapa rapat itu harus dilakukan. Sekian dan terima kasih.

Tipe-tipe Bos di Dunia





1.       Bos PHP
Tau kan, PHP apa’an? Yep! Pemberi Harapan Palsu. Bos pemberi harapan palsu sekarang sudah makin marak dan merajalela. Ciri-ciri bos tipe ini salah satunya, menjanjikan rapat kemudian membatalkannya. Cape deeh… -_-‘
2.       Bos Doyan Telat
Bos yang nyuruh bawahannya hadir di kantor tepat waktu, tapi dia sendiri nggak pernah tepat waktu. Kalopun pernah, paling banter sekali dalam sebulan. Bos kayak gitu wajib dibuang ke laut.
3.       Bos Killer
Nggak cuma dosen doang yang punya titel ‘killer’, bos juga bisa disebut killer kalo dia suka membunuh. Tenang, maksudnya membunuh karakter. Bos yang suka membunuh karakter bawahannya ini halal buat dibunuh balik, yaa… itu kalo kamu berani dan punya senjata yang lebih hebat dari punya si bos, sih.
4.       Bos Mata Elang
Tipe bos mata elang ini maksudnya yang matanya ‘awas banget’, do’i paling nggak bisa liat bawahannya diem (nggak kerja). Menghadapi bos tipe ini, kamu jangan sekali-kali nyelesaiin kerjaan sebelum deadline kalo nggak mau dihadiahi kerjaan tambahan. Atau bisa aja sih kamu kelarin kerjaanmu lebih cepet, tapi jangan dilaporin dulu ke si bos. Ekekekekee…
5.       Bos Muka Dua
Kita nggak lagi ngomongin hantu atau siluman bermuka dua, karena manusia juga ada yang bermuka dua. Tau kan artinya? Yap, bener banget, tipe bos juga ada yang bermuka dua. Suka ngomongin kejelekan bawahannya ke bawahan yang lain. Hedehh… tipe bos yang kayak gini nih yang kudu dimasukin ke mesin cuci.
6.       Bos Mafia
Pernah denger kata mafia? Itu ada di film-film action biasanya. Bos mafia itu tipe bos yang disegani dan ditakuti karena dia emang layak untuk itu. Dia ditakuti karena memiliki kekuatan atau kehebatan yang lebih dari para bawahannya. Dan itu keren.
7.       Bos Malaikat
Wah, bos tipe ini sampe nggak tega ngomonginnya. Do’i baiiiiiiiik banget. Hatinya lembut, penyayang, perhatian. Bicaranya bijaksana, jalannya berwibawa, pembawaannya berkarisma, ketika dia berjalan, selalu tersenyum, dan bawahannya reflek memberi hormat dengan membungkuk. Kalau si bos ngasih perintah, nggak ilang senyum dari bibirnya, entah kenapa ada aura malaikat di sekitarnya. Tapi, jangan sekali-kali punya niat bikin si bos tipe ini marah. Kalo lagi marah, bisa lebih menyeramkan dari makhluk mana pun.
8.       Bos Otoriter
Memberi keputusan tanpa mau mendengarkan pendapat orang lain (bawahan), parah lagi kalau berdasarkan kepentingan pribadi.
9.       Bos Devil’s Prada
Pernah nonton film Devil’s Prada, kan? Yap, bener banget. Berhati batu, profesional, tegas, disiplin, memberi perintah semaunya, tidak menerima alasan apa pun. Bos tipe ini bisa disukai, bisa dibenci, bisa juga dicaci maki. Tapi, cukup sampai di situ. Bawahan cukup mencaci maki di belakangnya atau dalam hati, tanpa bisa berbuat apa-apa. Kalau saya sendiri sih lebih suka bos tipe ini. Kenapa? Karena bawahan bisa belajar disiplin dan bekerja profesional. Bawahan bisa belajar untuk memiliki mental baja dengan menghadapi si bos ini. Bukan kah itu keren?

Thursday, October 10, 2013

Senyum Semangat (Ini judul lagu, ya, kalau nggak salah?)



Panggilan akrabnya Pak Ustad, pertama kali, saya menanyakan panggilan itu, kenapa dipanggil Pak Ustad? Eh, dibilangin karena dia berjenggot. Oke, baiklah. Saya rasa itu bukan masalah. Tapi, kayaknya semua yang ada di sini pada berjenggot, deh. Ya, sudahlah… kita nggak usah bahas itu. Sekarang kenapa ujug-ujug ada Pak Ustad di sini, heh?
Jadi begini, setelah beberapa bulan bermarkas di sini, saya dibuat salut sekaligus takjub melihat semangatnya. Setiap pagi, saya suka nggak sadar memperhatikan setiap orang yang masuk dari pintu ruangan. Kalau ruangan mulai ada tanda-tanda gempa bumi, pastilah pak Ustad yang datang. Halah, ini siih lebay, yaa nggak segitunya juga, sih. Tapi, beneran deh, kalau ada yang mengucap salam saat memasuki pintu ruangan, yang sampe bikin meja dan kursi mau jawab salamnya, pastilah itu Pak Ustad. Dengan gaya terburu-buru dan nggak ketinggalan tebaran senyumnya, Pak Ustad menyalami yang ada di ruangan itu satu per satu, bukan jabat tangan biasa, tapi plus gempa ringan, maksudnya diguncang-guncang. Yap, dia sedang mengalirkan energi dan semangat positif ke temen-temen. Tunggu, untungnya Pak Ustad nggak jabat tangan cewek, kalau sampai saya dijabat Pak Ustad, saya langsung jet lag kayaknya, haha. Iya, yang saya perhatiin selama ini, jika Pak Ustad menjabat tangan temen-temen cowok. Dan itu keren tentu saja. Melihat orang lain yang bersemangat seperti itu, kita bisa ikut bersemangat. Tapi, kalau ada yang kedatangannya saja bahkan tidak terlihat apalagi terdengar, itu tuh yang menakutkan. Bukan kah itu serem? Tiba-tiba saja sudah duduk di belakang meja tanpa kita tahu kapan dia datang. Hii…serem, kan?
Biasanya itu tergantung jam kedatangan juga, sih, kalau misalnya telat, biasanya suka nyelinap diem-diem kayak kucing, eh, atau jangan-jangan emang itu si kucing beneran, si uban? Tapi, itu nggak berlaku untuk Pak Ustad. Jam berapa pun dia datang, dia selalu datang dengan semangat empat lima. Bener-bener salut deh buat atasan yang satu ini.

Fighting!



Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kau belajar tentang ketulusan,
Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kau belajar tentang keikhlasan,
Ketika hatimu terluka, maka kau sedang belajar memaafkan,
Ketika kau lelah dan kecewa, maka kau sedang belajar tentang kesungguhan,
Ketika engkau merasa sepi dan sendiri, maka kau sedang belajar tentang ketangguhan,
Tetap semangat! Tetap tersenyum!
(Agar Usia Tak Sekedar Angk4 – Kemas Mahmud Al Hanif)

Hei, bahkan ucapan terima kasih saja tidak ada. Ah, tidak, tidak… tak perlu ucapan terima kasih, itu terlalu muluk. Komentar atau kritik saja, deh. Atau mungkin marah langsung kepada saya, karena merasa tidak puas dengan usaha saya. Sungguh, itu lebih saya hargai daripada diam saja di depan saya, tapi merasa kecewa dalam hati, atau parah lagi kalau memberi komentar di belakang saya. Tell me I was wrong. Saya lebih menyukai orang yang mengkritik langsung di depan saya, daripada memuji di depan saya, tapi mengkritik di belakang.