Wednesday, December 18, 2013

CerMin: and everyday so tremble

ketika tak ada kata terucap, diam mampu ungkapkan apa yang tak terkatakan. memang, tak semua bisa memahami, tapi sahabat selalu mengerti.
33 minutes ago via BlackBerry Smartphones App.

aku terkesiap membaca status terakhir yang tertera di laman home facebookku. jika orang lain yang menulisnya, aku pasti mengklik 'like', tapi status itu tertulis dengan namamu di sampingnya. nama yang bahkan membuat jantungku melompat hanya dengan melihat tulisannya, nama yang membuat aku sendiri merasa seolah lebih hebat dari dokter spesialis saraf karena bisa mendengar aliran darahku yang berdesir. itu tentang nama yang tertulis. lain lagi ceritanya jika namamu terdengar. lebih gila lagi jika kamu sendiri yang nampak di depan mataku. aku tak bisa berbuat apa-apa selain segala tingkah yang mengharapkan komentarmu, minimal tanggapan baik dalam hatimu, tak perlu terucap, tak masalah. lebih indah lagi jika tingkahku bisa membuat ujung bibirmu melengkung senyum. tapi, jangan! itu bahaya! aku tidak akan bisa tidur berhari-hari.


apakah aku terlalu memujimu? jangan ge'er! itu bukan pujian, itu kekacauan yang kau timbulkan. sekarang, apa? kau menulis status seperti itu untuk menghiburku? tidak, itu tidak perlu, cukup dengan kau berada di dekatku, itu sudah membuatku bahagia, teramat bahagia.

memang, kurasa kita tidak perlu berkata apa pun, karena saat kau di sini dengan diam saja, aku sudah mendengar banyak hal, entahlah.
tapi, tak tahukah kau? delapan ratus detik kau berada di dekatku pun, aku tak tahu ingin berkata apa, tak ada, sungguh tak ada. aku menguras otak mencari bahan pembicaraan yang bisa mencairkan, tetap tidak ketemu. namun, begitu detik ke delapan ratus satu, jutaan kata, kalimat, pertanyaan, dan cerita ingin aku sampaikan. sayangnya, sedetik yang lalu kau pergi. aku ingin berteriak 'jangan pergi'
mulutku terkunci, jangankan mulut, mataku pun tak berani menatapmu.

dan status itu, bukankah tiga puluh lima menit yang lalu kau masih duduk di sini?

[shoes: 131213]

-np-

nb: sengaja pake huruf kecil semua kecuali tulisan BlackBerry. *gaktaukenapa*



and everyday so grab
(genre: fiksi)

''hehh ... !''
''loh???'' aku bahkan tak sadar mulutku menganga. terkejut, shock, dan salah tingkah tentu saja. apa lagi?

tidak! tidak mungkin!

aku tak tahu apakah malaikat atau setan yang turut terlibat dalam hal ini. yang jelas, aku tidak bisa berhenti tersenyum hingga hari ini. terima kasih telah datang kembali, untuk mengatakan selamat tinggal, setelah kau pergi tanpa sepatah kata tadi. tunggu! benarkah itu? aku tak yakin.

sialnya, aku tak peduli apakah kau datang kembali setelah membaca postingan ini atau semua itu hanya kebetulan. aku berharap yang pertama tentu saja. tapi, tidak! tidak! jangan sampai itu terjadi. kau tidak boleh lebih banyak tahu. ah, lagipula itu tidak mungkin terjadi. untuk apa juga kau datang untukku, kau pasti ada keperluan lain, dan semua ini hanya kebetulan, iya, kan?

di luar sedang hujan ternyata, gerimis, tapi aku nekat menerobosnya. tidak langsung pulang ke rumah. aku terlalu bahagia untuk tidak membaginya pada dunia. akhirnya kuputuskan untuk ke toko buku. tersenyum pada tukang parkir, pada penjaga tempat penitipan barang. bahkan setelah di dalam toko buku, ada dua orang pelanggan menghampiriku untuk menanyakan letak buku yang mereka cari. apakah aku begitu terlihat seperti mbak-mbak pramuniaga? tapi, tak masalah, aku sedang bahagia dan dengan senang hati membantu mereka menunjukkan letak buku itu. ya, aku sudah menghafal dimana tempatnya.

''anaknya berapa tahun, pak?''
''untuk yang 4 tahun, mbak.''
''oh, kalo untuk pra-sekolah, di sini pak, nah, ini, ini, ini juga bagus!'' aku menunjukkannya beberapa buku dengan gaya sok tahu yang nggak ketulungan. untungnya si bapak terlihat senang dan berterima kasih. duh, gusti ... apa yang sedang kulakukan? aku pasti sudah gila.

cukup lama mengobrak-abrik rak demi rak, tidak jelas apa yang sedang kucari. tapi, yang jelas senyum tidak bisa hilang dari wajahku. jika ada yang melihat, mungkin aku sudah disangka orang gila, minimal stres atau depresi.

tak terasa waktu berjalan begitu cepat. alunan lagu galau yang terdengar sejak tadi, tiba-tiba berubah jadi suara announcer. maksudku bukan announcer seperti penyiar radio atau sejenisnya. tapi, itu suara karyawan toko yang 'mengusir' pelanggan, karena sudah waktunya toko akan ditutup. ya ampun, ini sudah yang ke berapa kalinya. aku merasa harga diriku diinjak-injak. kenapa aku diusir terus dari sini.

meski agak bete karena diusir, aku tetap tersenyum riang pada kasir saat menerima kembalian. ingat! suasana hatiku sedang berkupu-kupu. tapi, senyumku langsung berubah dengan ekspresi yang tidak terdefinisikan begitu mataku menangkap sosok yang duduk di dekat pintu keluar toko. dan dia tersenyum padaku.

''oh my God !!!''
''ada apa, mbak?'' tanya penjaga tempat penitipan barang khawatir.
''ah, eh ... nggak, nggak pa pa!'' aku menggeleng canggung sambil menerima tasku. tapi, raut wajah penjaga itu tidak berubah, dia mengikuti arah pandangku. aku tidak peduli dan meninggalkannya. lalu, berjalan menghampiri orang yang sepertinya tak asing.

''dari kapan di sini?''
''dari tadi.''
''ngapain?''
''duduk.''
aku langsung berjalan meninggalkannya. aku masih tidak percaya dengan apa yang terjadi hari ini. benar, aku pasti sudah gila.

''adaaoww!!!'' sakit, aku mencoba mencubit pipiku mengikuti adegan di drama-drama itu. sepertinya aku baru saja berbicara dengan hantu. untuk meyakinkan diri, aku menoleh lagi ke belakang. nahh, benar, kan? dia tidak ada. aku kecewa dan hampir menertawakan diri sendiri karena sempat-sempatnya berkhayal. tapi, begitu aku berbalik, aku terkejut bukan main. hantu itu sekarang tepat di depanku! dan hantu itu dirimu. aku tidak bisa berteriak atau mengatakan sesuatu. aku harus pingsan, ya aku harus pingsan. tapi, tidak bisa pingsan juga. aku terperanjat. belanjaanku tidak jadi jatuh karena kau cepat sekali mengambilnya. sial, kau sengaja membuatku kaget.

''kenapa kamu suka pulang malem-malem?''
aku tidak bisa menjawab, masih shock. ''beli apa lagi, nih?'' kau membuka kantong belanjaanku, ''jangan boros-boros!'' deg! kenapa kau tiba-tiba menatapku? kepalaku langsung tertunduk. menatap sepatumu, warnanya coklat, itu warna kesukaanku. ah, sungguh menyedihkan! masih sempat-sempatnya aku berpikir dan menghubung-hubungkan sepatumu dengan warna kesukaanku.

kau masih berdiri di depanku, tanpa berbicara lagi, kau diam, aku pun tak tau harus mengatakan apa. kenapa kau diam? entah apa yang sedang kau perhatikan, yang jelas aku tidak berani mengangkat kepala, mataku masih melekat pada sepatumu. ''ya sudah, hati-hati di jalan.'' kau menyerahkan kantong itu, lalu pergi meninggalkanku begitu saja. aku masih terpaku posisi yang sama selama beberapa detik, mendengar kau menstarter sepeda motor, setelah memastikan kau benar-benar sudah tidak ada di sana, baru aku berani mengangkat kepala.

''pak, tadi bapak lihat, kan, orang yang bicara sama saya?''
''maksudnya, yang tadi? karyawan yang ngasih belanjaan si neng yang ketinggalan tadi? iya, lihat. kenapa, neng?''
''ah, gak apa-apa. terima kasih, pak.'' kecewa, tentu saja, aku hanya bisa memukul kepala berkali-kali. ini masih sore untuk bermimpi.
-NP-



  • Nina Pradani yuuzzz,, yg ini cerminnya, tuh, km ngelike. *temen2, ada yg bs bantuin mentionin yuz nita kah?
  • Yuz Nita Aku dataaangg! Gak pake mention, kan ada kontak batin? wkwkwk, uppzz.. Astaghfirullah... PAUS mana PAUS??? .
  • Nina Pradani hahahaa... Aku padamu dahh!benerann, kaann? wajar aja kalo aq pengen ditelen paus, kan?
  • Yuz Nita Wajar, wajaarrr. Tapi gpp juga ding... Siapa tau ini memang jalan@, ehem, ehemm..
  • Isa Alamsyah kok pemakaian huruf vesarnya jadi amburadul?
  • Isa Alamsyah menurut saya tulisannya mengalir, pemilihan katany a cukup kaya, diksi kaya tapi tidak aneh - jadi OK> Cuma temanya kurang kuat. Tak terlalu jelas tidak menyisakan sesuatu buat pembaca- buat saya setelah selesai tulisannya bagus tapi saya dapat apa ya setelah baca ini?
  • Nina Pradani wahh,, senengnya dapan komen dr pak Isaa.. *girang* ah iya! pesan! Bener, bener! gak ada pesan emang nih cerita! Duh, terlalu terbawa suasana. Baik pak, baik. Sy tobat, nggak akan ngulangi. *tobat, tobat.
  • Ainun Nabila Dalem bngt mb. Bagus. Faham dg apa yg dirasakan. Kesimpulannya: sy sukaaa sekali
  • Nina Pradani mngenai huruf, hehe,,, ingin berciri khas, jd sengaja pake huruf kecil smua, pak. dan entah sejak kpn sy merasa dgn pake huruf kecil smua itu ada seninya, dan ada kesan rendah hati. aneh, kan, pak.. Hehee.. Terima kasih, hatur nuhun, sdh sempat mampir pak Is.
  • Nina Pradani Yuuuzzzz,,, gak pake, gak pake! Ngapain pake ehem2. Gak ada! Gak ada! yukk, ke laut! Tetep aja pengen ditelen paus. duhh,, palagi kata pak Isa, pembaca gak dapat apa2, jd makin pengen ditelen bumi skalian. *tobat! duh, malu, maluuu... *tutupmukapakebantal*
  • Nina Pradani Ainun Nabilaaa... Wah,, wah,,, makasii,, makasiiih udh sudi mampir... Km bikin aku jd gak kepengen ditelen paus., he he heew..
  • Yuz Nita alesanmu Nin, Niiin.. Kyak pake ilmu grafologi ajah., , nih tak kasi ikan . Ikan paus lagi cuti melahirkan..
  • Liyan Altafunnisa knpa pula yan baru nemu ini k nina...?? bagus asli sukaaaaaaa, seperti kta pak is pesannya buat yan.g ada hahaha... mb yuz, ajarin bikin paus sama inggu dunk... inbox yaaa... tek tggu... kita telan sama ikan kecilnya... hihihi
  • Nina Pradani Liyaaaannn,, telan aku juga krn gak ngasih pesan yg berguna buat kamu,, pdhal km udah capek2 baca, hiks,, jd sedih,, tp, tulisan ini setidaknya menghibur, kan? *caripembelaan*
  • Liyan Altafunnisa yan g mau nelen orang ah, hiii sereeeemmm... sangat sangat menghibur kk cantik... makasih yaaa...

No comments: