Bingung pisang di rumah banyak banget. Sampai-sampai mau bilang ke orang-orang yang ngasihnya "Om, Tante, Paman, Bibi, aku nggak pelihara monyet atau sejenisnya." Tapi, apalah daya, aku ditakdirkan sebagai anak yang baik dan lemah lembut. Jadi, cuma bisa bilang "Makasih banyak." Dengan senyuman termanis yang kupunya.
Sebagai mantan anak kos yang serba kekurangan, kurang asupan makanan bergizi, kurang minum jamu, kurang pengalaman memasak, kurang tidur, kurang kerjaan, dan kurang kurang lainnya, aku tidak terbiasa membuang-buang makanan. Aku pusing menghadapi pisang dan berbagai hasil kebun sebanyak ini. Kemarin aku sudah membuat pisang goreng, kemarinnya lagi aku bikin kolak dicampur labu, dan hari ini aku kehabisan ide. Cuma bisa digoreng begini aja. Lalu, seolah menemukan permata di sungai, aku menemukan keju di kulkas. Aku pun membubuhkan parutan keju di atasnya. Sambil memarut keju, iseng aku membaca tulisan di kemasannya. Ini kebiasaan burukku. Suka sekali membaca tulisan di kemasan. Kemasan apa saja. Kebiasaan ini terbawa bahkan sampai ke toilet. Karena toilet di rumah bukan toilet kering yang bisa sambil membaca koran, tanganku hanya mampu meraih botol shampoo atau sabun. Aku membaca tulisan dibalik kemasannya walaupun aku sudah membacanya berkali-kali. Harusnya kebiasaan ini bisa membuatku menguasai minimal tiga bahasa asing.
Kembali ke kegiatanku membaca kemasan keju tadi. Oh tidak! Kejunya sudah expired! Aku membaca lagi tulisan itu baik-baik. Benar saja, expired tahun 2015!! Duh, gustii. Pisang keju buatanku 😢ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜

No comments:
Post a Comment