Jangan dikira saya akan membagi resep masakan disini, tidak. tapi sepertinya enak juga ya kerang rebus, hemm...
Begini, semalem di chatting dengan YM (Yusuf Mansyur) ada diundang narasumber-narasumber yang menginspirasi, itu acara di ANTV beneran inspiratif dah, banyak ilmu ajaib dan pengetahuan yang jarang diketahui sebelumnya, khususnya oleh saya yang cetek ilmu. Saya suka dengan cara penyampaian ustad YM yang selalu mengajak berpikir, jauh dari kesan menceramahi dan menggurui, tapi kita sendiri yang pada akhirnya bilang ''ooh,,iya ya!'' (mimik manggut-manggut), ato ''hee,,iya, bener juga!'' (ini dengan mimik malu-malu).
Naah, si narasumber yang tidak saya ketahui namanya itu (atau lebih tepatnya lupa) bilang bahwa ia terlahir dalam lingkungan keluarga miskin (dalam hal ini miskin harta) dan serba tidak berkecukupan. Suatu ketika ia pergi memancing bersama ayahnya, lalu ayahnya berkata
''nak, maukah kau kukisahkan sebuah cerita tentang kerang?''
''iya Yah..'' kalo orang miskin betawi bilangnya ''iya Be..'', orang miskin jawa ''iyo pak'e''. Gitu kah?
''suatu hari si kerang yang hidup di laut kelaparan, karena itu ia membuka mulutnya, dan masuklah pasir-pasir ke dalamnya, ia mengerang kesakitan ''ibu...perih bu.. pasir-pasir masuk ke tubuhku...rasanya sakit sekali bu...'' ibu si kerang (yang tidak disebutkan identitasnya apakah berupa spongebob ato petriks ato paman crab) menjawab ''Sabarlah anakku.. pasir-pasir yang masuk ke dalam tubuhmu kelak akan berubah menjadi mutiara yang menaikkan derajatmu di hadapan Tuhan dan manusia. Sesungguhnya kerang yang tidak pernah membuka mulutnya karena kelaparan kelak hanya akan jadi bahan masakan dan di makan oleh manusia.'' jadi pilih yang mana? Kamu mau jadi kerang rebus atau kerang mutiara?''
Cerita ayah narasumbernya YM tersebut benar-benar masuk ke dalam otak saya, lalu diolah oleh pikiran saya, kemudian mengingatkan saya akan banyak kisah yang disiarkan berulang-ulang baik secara langsung ataupun tidak oleh orang-orang di sekeliling saya dan (mudah-mudahan) oleh saya sendiri.
Dulu, ibu saya selalu dan sering sekali mengatakan ''hidup itu pasti susah-susah dulu baru kemudian bisa memetik hasil yang memuaskan. Kalopun ada hanya ada 1 dalam sejuta yang hidupnya senang di awal dan memetik hasil yang ia inginkan. Coba kamu lihat orang-orang sukses itu, pamanmu yang ini, pakdemu yang itu, kakak-kakakmu yang disana, dulunya yang hidup susah, sekarang jadi orang sukses, tapi yang dulunya hidup enak, minta ini dipenuhin minta itu dibelikan, sekarang apa?''
dan saya dulu sering menjawab ''lha..ngapain kita bersusah-susah kalo kita bisa mendapatkan dengan mudah, kan tinggal minta sama ibu?'' percakapan ini terjadi ketika saya sudah kesekian kalinya minta uang jajan dalam sehari.
dari berita keluarga kita beralih ke dunia diluar keluarga.
memang sih, setiap membaca atau mendengar cerita tentang orang sukses, pasti hidupnya dulu menderita dan kebanyakan mereka terlahir dalam keluarga sederhana cenderung miskin, sebutlah yang lagi ngehits sekarang adalah kisahnya Dahlan Iskan, dulu anak kampung yang sering mencuri tebu sekarang jadi Menteri BUMN.
Ada pula motivator terkenal Mario Teguh, terlahir dalam keluarga sederhana dan hidup secara sederhana cenderung susah, sekarang memiliki 5 jutaan fans di fanpage fasbuknya.
Ada lagi, kisahnya penulis best seller Harry Potter yang terkenal sejagat raya, J.K. Rowling, seorang janda atau bahasa kerennya single parent yang punya banyak anak, berjuang melawan kerasnya hidup, dan berhasil menjadikan khayalan 'gila'nya tersohor. Dan masih baaaanyyyakk lagi kisah sedih yang kemudian berbuah manis lainnya.
Lalu, yang tiba-tiba kepikiran di otak saya sekarang adalah bagaimana dengan kisah orang yang dulunya hidup susah dan sekarang pun masih susah. Sumpah, ini diluar sistematika penulisan yang terancang sebelumnya. tapi, saya tidak tahan untuk tidak membahasnya.
Apakah hidup mereka tidak pantas dijadikan 'kisah'?
Masih ingat kan apa nasihat ibu saya diatas?
''Susah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian. Lihat tuh orang-orang yang malas, gak bakal bisa maju.''
bapak saya pernah nyahut ''jangan bilang begitu, itu kan takdir Allah juga yang berbicara.''
dan sahutan itu berhasil masuk di otak saya.
Benar, takdir Allah itu tidak ada yang bisa merubahnya kecuali Allah sendiri. dan jika dihubungkan dengan kata nasib. ''Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang merubahnya.'' Itu adalah ayat yang tidak akan bisa disangkal lagi.
Lalu, apakah takdir Allah bisa berubah juga seperti nasib?
ada orang yang sudah berjuang jatuh bangun untuk bertahan hidup agar hidupnya meningkat tapi tetap saja ia merasakan hidup susah. Itu kembali pada dalam diri masing-masing, kesenangan dan kebahagian itu sesungguhnya tidak hanya terlihat oleh mata. Banyak orang yang menurut orang lain sudah mencapai kesejahteraan hidup, rumah mewah, harta melimpah, mobil berjejer, perusahaan besar. Tapi, siapa yang menjamin hidupnya tenang dan bahagia? Siapa yang menjamin hatinya sebahagia kesuksesan yang terlihat?
karena itu tadi, kebahagian itu tak kasat mata. Tapi, gak bisa bohong juga, kebahagiaan itu terpancar dari wajah yang selalu muda seperti saya. narsis juga akhirnya.
Tapi, STOP! Tolong jangan terjebak oleh alur yang tak terrencana ini!
Pasti ada setan yang barusan lewat di otak saya, hei setan! Gak bakal bisa kamu mampir di otak saya! gak bakal! Gak ada tempat untukmu di sini, hush! Pergi sana!!
Percayalah, pepatah ''mendayung-dayung (biar lebih susah) ke hulu, berenang-renang ke tepian. bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian.'' itu gak pernah disalahkan.
Banyak sekali kisah orang sukses itu diawali dengan kisah hidup berderai air mata kesulitan hidup. Dimana-mana pasti ada ujian dulu baru dapat nilai. Jawaban ujian yang diisi dengan benar dan sebelumnya belajar dengan sungguh-sungguh pasti menghasilkan nilai yang bagus.
Ingat, kisah Dahlan Iskan, Mario Teguh, J.K. Rowling itu gak ada secuil dari jutaan kisah sukses yang awalnya dijalani menguras keringat dan air mata.
Lebih dari itu, saya tidak pernah berharap orang-orang yang terlihat sukses itu hidup susah. saya berharap kebahagian yang terlihat orang lain itu juga yang sebenarnya dirasakan dalam hati. dan kesedihan yang terlihat oleh mata itu justru kebahagian dan ketenanganlah yang dirasakan dalam hati.
Pada akhirnya setiap cerita, film, atau kisah yang happy ending itu selalu yang diinginkan pemirsa, bukan? Mari berharap yang baik dan membahagiakan saja.
Kritis yang berlebihan itu gak baik kawan, realis yang di-realis-kan itu juga bisa jadinya pesimis. Idealis yang di-idealis-kan pun bisa menjadi fiktif belaka.
Apa pun yang terjadi bahagia saja lah.
Jika ditanya pilih jadi apa, kerang rebus atau kerang mutiara?
tentu dengan lantang saya akan menjawab saya mau jadi Jinny oh Jinny!
MERRRDEKAAA! (sepertinya suasana agustusan mulai terasa)
Sabtu pagi, 11 Agustus 2012
Nina Pradani.
Begini, semalem di chatting dengan YM (Yusuf Mansyur) ada diundang narasumber-narasumber yang menginspirasi, itu acara di ANTV beneran inspiratif dah, banyak ilmu ajaib dan pengetahuan yang jarang diketahui sebelumnya, khususnya oleh saya yang cetek ilmu. Saya suka dengan cara penyampaian ustad YM yang selalu mengajak berpikir, jauh dari kesan menceramahi dan menggurui, tapi kita sendiri yang pada akhirnya bilang ''ooh,,iya ya!'' (mimik manggut-manggut), ato ''hee,,iya, bener juga!'' (ini dengan mimik malu-malu).
Naah, si narasumber yang tidak saya ketahui namanya itu (atau lebih tepatnya lupa) bilang bahwa ia terlahir dalam lingkungan keluarga miskin (dalam hal ini miskin harta) dan serba tidak berkecukupan. Suatu ketika ia pergi memancing bersama ayahnya, lalu ayahnya berkata
''nak, maukah kau kukisahkan sebuah cerita tentang kerang?''
''iya Yah..'' kalo orang miskin betawi bilangnya ''iya Be..'', orang miskin jawa ''iyo pak'e''. Gitu kah?
''suatu hari si kerang yang hidup di laut kelaparan, karena itu ia membuka mulutnya, dan masuklah pasir-pasir ke dalamnya, ia mengerang kesakitan ''ibu...perih bu.. pasir-pasir masuk ke tubuhku...rasanya sakit sekali bu...'' ibu si kerang (yang tidak disebutkan identitasnya apakah berupa spongebob ato petriks ato paman crab) menjawab ''Sabarlah anakku.. pasir-pasir yang masuk ke dalam tubuhmu kelak akan berubah menjadi mutiara yang menaikkan derajatmu di hadapan Tuhan dan manusia. Sesungguhnya kerang yang tidak pernah membuka mulutnya karena kelaparan kelak hanya akan jadi bahan masakan dan di makan oleh manusia.'' jadi pilih yang mana? Kamu mau jadi kerang rebus atau kerang mutiara?''
Cerita ayah narasumbernya YM tersebut benar-benar masuk ke dalam otak saya, lalu diolah oleh pikiran saya, kemudian mengingatkan saya akan banyak kisah yang disiarkan berulang-ulang baik secara langsung ataupun tidak oleh orang-orang di sekeliling saya dan (mudah-mudahan) oleh saya sendiri.
Dulu, ibu saya selalu dan sering sekali mengatakan ''hidup itu pasti susah-susah dulu baru kemudian bisa memetik hasil yang memuaskan. Kalopun ada hanya ada 1 dalam sejuta yang hidupnya senang di awal dan memetik hasil yang ia inginkan. Coba kamu lihat orang-orang sukses itu, pamanmu yang ini, pakdemu yang itu, kakak-kakakmu yang disana, dulunya yang hidup susah, sekarang jadi orang sukses, tapi yang dulunya hidup enak, minta ini dipenuhin minta itu dibelikan, sekarang apa?''
dan saya dulu sering menjawab ''lha..ngapain kita bersusah-susah kalo kita bisa mendapatkan dengan mudah, kan tinggal minta sama ibu?'' percakapan ini terjadi ketika saya sudah kesekian kalinya minta uang jajan dalam sehari.
dari berita keluarga kita beralih ke dunia diluar keluarga.
memang sih, setiap membaca atau mendengar cerita tentang orang sukses, pasti hidupnya dulu menderita dan kebanyakan mereka terlahir dalam keluarga sederhana cenderung miskin, sebutlah yang lagi ngehits sekarang adalah kisahnya Dahlan Iskan, dulu anak kampung yang sering mencuri tebu sekarang jadi Menteri BUMN.
Ada pula motivator terkenal Mario Teguh, terlahir dalam keluarga sederhana dan hidup secara sederhana cenderung susah, sekarang memiliki 5 jutaan fans di fanpage fasbuknya.
Ada lagi, kisahnya penulis best seller Harry Potter yang terkenal sejagat raya, J.K. Rowling, seorang janda atau bahasa kerennya single parent yang punya banyak anak, berjuang melawan kerasnya hidup, dan berhasil menjadikan khayalan 'gila'nya tersohor. Dan masih baaaanyyyakk lagi kisah sedih yang kemudian berbuah manis lainnya.
Lalu, yang tiba-tiba kepikiran di otak saya sekarang adalah bagaimana dengan kisah orang yang dulunya hidup susah dan sekarang pun masih susah. Sumpah, ini diluar sistematika penulisan yang terancang sebelumnya. tapi, saya tidak tahan untuk tidak membahasnya.
Apakah hidup mereka tidak pantas dijadikan 'kisah'?
Masih ingat kan apa nasihat ibu saya diatas?
''Susah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian. Lihat tuh orang-orang yang malas, gak bakal bisa maju.''
bapak saya pernah nyahut ''jangan bilang begitu, itu kan takdir Allah juga yang berbicara.''
dan sahutan itu berhasil masuk di otak saya.
Benar, takdir Allah itu tidak ada yang bisa merubahnya kecuali Allah sendiri. dan jika dihubungkan dengan kata nasib. ''Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang merubahnya.'' Itu adalah ayat yang tidak akan bisa disangkal lagi.
Lalu, apakah takdir Allah bisa berubah juga seperti nasib?
ada orang yang sudah berjuang jatuh bangun untuk bertahan hidup agar hidupnya meningkat tapi tetap saja ia merasakan hidup susah. Itu kembali pada dalam diri masing-masing, kesenangan dan kebahagian itu sesungguhnya tidak hanya terlihat oleh mata. Banyak orang yang menurut orang lain sudah mencapai kesejahteraan hidup, rumah mewah, harta melimpah, mobil berjejer, perusahaan besar. Tapi, siapa yang menjamin hidupnya tenang dan bahagia? Siapa yang menjamin hatinya sebahagia kesuksesan yang terlihat?
karena itu tadi, kebahagian itu tak kasat mata. Tapi, gak bisa bohong juga, kebahagiaan itu terpancar dari wajah yang selalu muda seperti saya. narsis juga akhirnya.
Tapi, STOP! Tolong jangan terjebak oleh alur yang tak terrencana ini!
Pasti ada setan yang barusan lewat di otak saya, hei setan! Gak bakal bisa kamu mampir di otak saya! gak bakal! Gak ada tempat untukmu di sini, hush! Pergi sana!!
Percayalah, pepatah ''mendayung-dayung (biar lebih susah) ke hulu, berenang-renang ke tepian. bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian.'' itu gak pernah disalahkan.
Banyak sekali kisah orang sukses itu diawali dengan kisah hidup berderai air mata kesulitan hidup. Dimana-mana pasti ada ujian dulu baru dapat nilai. Jawaban ujian yang diisi dengan benar dan sebelumnya belajar dengan sungguh-sungguh pasti menghasilkan nilai yang bagus.
Ingat, kisah Dahlan Iskan, Mario Teguh, J.K. Rowling itu gak ada secuil dari jutaan kisah sukses yang awalnya dijalani menguras keringat dan air mata.
Lebih dari itu, saya tidak pernah berharap orang-orang yang terlihat sukses itu hidup susah. saya berharap kebahagian yang terlihat orang lain itu juga yang sebenarnya dirasakan dalam hati. dan kesedihan yang terlihat oleh mata itu justru kebahagian dan ketenanganlah yang dirasakan dalam hati.
Pada akhirnya setiap cerita, film, atau kisah yang happy ending itu selalu yang diinginkan pemirsa, bukan? Mari berharap yang baik dan membahagiakan saja.
Kritis yang berlebihan itu gak baik kawan, realis yang di-realis-kan itu juga bisa jadinya pesimis. Idealis yang di-idealis-kan pun bisa menjadi fiktif belaka.
Apa pun yang terjadi bahagia saja lah.
Jika ditanya pilih jadi apa, kerang rebus atau kerang mutiara?
tentu dengan lantang saya akan menjawab saya mau jadi Jinny oh Jinny!
MERRRDEKAAA! (sepertinya suasana agustusan mulai terasa)
Sabtu pagi, 11 Agustus 2012
Nina Pradani.


No comments:
Post a Comment