Saya
selalu berharap editor naskah lebih pintar ketimbang pengarang,
sehingga di tangannya naskah yang bagus punya kemungkinan menjadi lebih
bagus. Saya juga berharap para kritikus lebih pintar dari pengarang.
Pengarang dan kritikus ibarat dua orang yang bermain catur. Jika
pengarangnya yang lebih pintar, niscaya kritikusnya gagal menebak apa
strategi yang dimainkan oleh si pengarang dan ke mana permainan
diarahkan. Jika kritikusnya lebih pintar, berbahagialah si pengarang.
Kritikus yang lebih pintar dari pengarang akan mampu mengenali
kecerdasan atau kedunguan si pengarang dalam menuturkan ceritanya dan
mampu juga menemukan apa yang tampak di permukaan (teks) dan apa yang
tak tampak (subteks) pada karya yang dibahasnya.
No comments:
Post a Comment