Terlambat nggak, sih, kalau saya tiba-tiba ingin belajar ke Paris sekarang?
Bukan karena baru-baru ini abis nonton Tomorrowland yang membongkar misteri bahwa terdapat salah satu bagian menara Eiffel yang menyembunyikan pintu menuju sebuah negeri yang damai dengan berbagai kecanggihan teknologi, gedung-gedung yang megah, bangunan-bangunan unik, pelayanan serba cepat, ke-dinamis-an, modern, ajaib, dan lain sebagainya. Bukan karena itu. Bukan juga karena penasaran apakah korban bom Paris beberapa waktu lalu benar manusia atau boneka seperti yang digosipkan . Atau karena penasaran dengan siapa otak dibalik tragedi bom Paris itu. Bukan. Biarlah itu menjadi tugas para wartawan (wartawan, ya, bukan polisi).
Sekarang saya ingin menjadi penulis.
Saya tiba-tiba memiliki keinginan ke Paris karena saya baru tersadar setelah membaca, menelusuri, dan stalkingin akun, eh, biografi para sastrawan hebat yang namanya terpampang di wikipedia. Banyak di antara mereka pernah tinggal di Paris, sekolah, dan belajar di Paris, atau minimal pernah menginjak kota yang katanya romantis itu. Sebutlah sastrawan angkatan mapan seperti Wing Kardjo, dan Sitor Situmorang--yang baru saja saya baca biografinya. Atau penulis terkenal asal Amerika yang hijrah ke Paris, Gertrude Stein. Juga temannya Ernest Hemingway. Mereka semua penulis terkenal yang pernah berada di Paris. Sebenernya ada apa, sih, di Paris?
Kalau mentok bener-bener nggak bisa ke Paris, em... mungkin saya harus masuk penjara. Untuk bisa menjadi penulis terkenal sepertinya memang harus masuk penjara dulu. Setidaknya itu salah satu alternatif. Coba lihat penulis-penulis terkenal itu, kebanyakan mereka pernah masuk penjara dan menjadi tahanan politik. Memang, sih, kebanyakan orang baru bisa menulis bagus kalau dia sedang menderita. Itu kata pak Dahlan Iskan. Jadi, kata kuncinya 'menderita'.
Yah.. sebenernya, sih, saya sudah cukup menderita dengan dibully karena jomlo. Seharusnya itu bisa jadi motivasi. Tapi, tetap saja saya ingin ke Paris.
Selain itu, kenapa saya benar-benar ingin ke Paris? Ya, karena ingin. Selama ini, saya punya impian untuk ke luar negeri, tapi nggak tahu luar negeri yang mana. Terakhir kali, saya ingin ke Spanyol, hanya karena dulu namanya Andalusia. Dan saya (sedang) menulis novel dengan setting tempat di sana dengan nama tokoh Andalusiana.
Jadi, sekarang saya menemukan alasan yang cukup kuat untuk ke Paris. Saya ingin mengikuti jejak para penulis hebat itu biar suatu saat nama saya juga bisa nampang di wikipedia.
Bandung, 10 Desember 2015
No comments:
Post a Comment