Thursday, June 16, 2016
Ada yang datang dan pergi, tetap pergi.
Dalam hidupmu yang sementara di jagat fana ini akan selalu ada yang datang dan pergi.
Saat kamu pergi, orang-orang mungkin menangisi kepergianmu. Tapi, tangisan mereka paling tidak hanya hari itu, atau bahkan mungkin beberapa saat untuk menghiasi lambaian tangan perpisahan.
Besok...
Dan dua, tiga hari ke depan, orang-orang yang kamu tinggalkan akan bersedih, dan merindukan keberadaanmu.
Lima...
Enam...
Tujuh hari kemudian, masih banyak yang bertanya kabarmu sejak terakhir kali meninggalkan mereka.
Sebulan...
Dua bulan setelah kepergianmu masih ada satu atau dua orang yang bertanya terkait pekerjaan yang kau wariskan kepada mereka. Bertanya di mana kau menyimpan ini dan itu yang tidak berhasil mereka temukan.
Enam bulan...
Sembilan bulan...
Satu tahun berlalu, hanya sesekali kalian saling menyapa dan bertanya kabar. Kamu juga sudah mulai sibuk dengan teman-teman dan kegiatan barumu. Hubunganmu dengan mereka baik-baik saja, tidak ada masalah, hanya intensitasnya saja yang berbeda karena waktu telah membunuhnya.
Itulah se(tidak)jatinya kehidupan. Akan selalu ada yang datang dan pergi. Hanya waktu kebersamaannya saja yang berbeda. Ada yang sebentar, ada yang lama, ada juga yang selama-lamanya. Nah, ini... Ada. Ada yang terus menetap dan tidak pernah pergi walaupun waktu dan jarak berusaha membunuh kalian.
Pergi memiliki dua makna berbeda, benar-benar pergi dan menjadi tidak berarti atau pergi dan menjadi berarti.
Dia yang datang dan benar-benar peduli tidak akan pernah pergi meskipun kamu mengusirnya berkali-kali. Dia yang tidak hanya datang saat kau mencarinya. Dia yang tidak hanya menjawab saat kau menanyakannya. Dia yang selalu mengingatmu bahkan saat kamu mulai melupakannya. Dia yang seperti itu, jagalah ia, peganglah ia, jangan biarkan ia pergi dan menjadi tidak berarti. Jika pun dia harus pergi karena kehendak Tuhan, mintalah Tuhan untuk menjaganya, karena dia memang milik-Nya.
Tapi, bagi dia yang datang dan kemudian ingin pergi. Dia akan pergi meskipun kamu menggenggam erat tangannya, meskipun kamu memintanya, memohon-mohon untuk tetap tinggal. Karena itu, lepaskanlah. Jika pun dia harus kembali karena kehendak Tuhan, bersyukurlah, dan tetap saja, ingatlah, suatu saat dia akan tetap pergi. Maka, mintalah Tuhan untuk selalu menjaganya, karena dia memang milik-Nya.
Pada akhirnya, tidak ada yang benar-benar tetap tinggal, bahkan dirimu pun akan pergi meninggalkanmu dari dunia ini. Karena itu, mintalah Tuhan untuk selalu menjagamu. Walaupun tidak ada yang meminta hal itu untuk dirimu. Percayalah, Tuhan Maha Menemani. [NP]
Subscribe to:
Post Comments (Atom)

No comments:
Post a Comment