Monday, December 12, 2016

International (Universe) You Day


Allahumma sholi alaa sayyidina wa maulana muhammad...

Ketika rasamu terkikis dengan harapan kepada manusia,--Salah sendiri. Siapa suruh. Kena kau!--masih banyak yang menginginkan rasa itu di jagat ini, terserah rasa apa, cinta, simpati, kasih sayang, atau apa pun. Sementara menunggu cinta lain yang tumbuh di hatimu yang tidak tahu malu, tidak tidak tahu diri, dan tidak tahu diuntung itu, kamu masih bisa mencintai hewan. Oke, kamu sudah mempraktikkannya dengan memberi makan kambing yang melongok dengan wajah melas seolah nggak makan tiga puluh purnama itu, untuk ekting, harus kuakui mereka memang berbakat. Tapi, apa iya harus ngasih makanan nasi sisa kemarin yang sudah dikerumuni semut-semut nakal tanpa mau mengusir semutnya terlebih dahulu. Ya, kamu memang lagi kesal. Tapi, kan, nggak harus dendam sama kambing juga. Kasian, kan, kalau mulut mereka gatel-gatel. Mereka bukan manusia yang sudah mengerti semut gatal dan kalau kemakan otomatis menjadi peristiwa besar yang tidak tercatat dalam sejarah hidupmu. Ya, tentu saja, ketidaknyamanan yang ditimbulkan semut masih kalah dengan ketidaknyamanan yang kau timbulkan sendiri akibat membuka jendela lebar-lebar. Jendela hati. #eaaa



Anyway, sampai sekarang masih kepikiran sama nasib para kambing yang makan nasi sisa dengan lauk semut hidup. Kasihan. Bagaimana cara mereka mengekspresikan perasaan gatal-gatal di lidah dan mulutnya, ya? Cukuplah kamu yang gagal mengekspresikan perasaanmu. Kenapa menimpakan ketidak-kerenan-mu itu ke kambing, sih? Duh, maafkan, ya, mbing.

Baiklah, baiklah, perasaan bersalahmu sudah cukup menambah sederetan rasa buat hari ini. Cukup, nanti kalau kambing-kambing itu datang lagi, kamu harus berikan makanan terbaik. Berikan nasi yang baik, layak makan. Tak apa kamu diomeli Ibu untuk hari ini. This is special day. Selain itu, kamu masih bisa memberikan cinta kepada tumbuhan dan tanaman di pekarangan kecil di tengah rumah. Mereka telah berhasil tumbuh dengan baik, mandiri, dan tidak manja. Kamu hanya telah membuang segala jenis biji-bijian sisa makanan ke pekarangan itu, dan mereka tumbuh mempesona dengan sendirinya. Kamu harus mulai mencintai, merawat, dan memeliharanya hingga mereka mencintaimu kembali. Whoaa, akhirnya, kenyataan yang susah payah kamu sembunyikan sejak awal tulisan ini, terbongkar juga. Hei, kamu terlalu berharap lebih. Siapa yang ngajarin?

Oke, aku nggak mau tahu. Sekarang kamu hanya perlu mengalihkan perasaan cintamu kepada hewan yang tabah dan tumbuhan yang mempesona itu. Dan tentu saja, kepada sosok junjungan semesta, utusan bagi seluruh alam, tidak hanya utusan bagi manusia, juga bagi hewan dan tumbuhan yang kamu tidak pernah tahu mereka memiliki rasa atau tidak, yang jelas mereka ciptaan Yang Maha Pencipta. Sudahlah, kalimatmu njlimet dan bertingkat-tingkat. Sebaiknya cukupkan. Dan tingkatkan terus rasa cintamu!

#belajarmencintaimu









No comments: