Kemarin lihat meme yang ngelarang nonton beberapa channel tv untuk siang tadi, salah satunya MetroTV. Tapi, saya jadi penasaran dan malah nonton channel tersebut.
Sekitar pukul 10-11 WITA, salah seorang reporter (laki-laki) tengah melaporkan situasi terkini. Di belakang reporter tersebut terlihat masa yang berlalu-lalang dengan tertib.
Sesaat kemudian, yang ditayangkan suasana di sekitar (bukan lagi si reporter), dari kamera lain, bukan kamera di depan si reporter. Sayup-sayup mulai terdengar suara-suara yang kurang nyaman didengar. Saya penasaran, lama-lama suaranya semakin keras dan banyak, "METROTIPU!! METROTIPUU!!!" Caps Lock biar kerasa teriakannya. Ditambah lagi suara sirine yang amat bising. Tadinya saya menduga itu sirine ambulans atau mobil pemadam kebakaran yang lewat. Memangnya ada kerusuhan, ya? Saya bertanya-tanya. Kalau kerusuhan, kenapa nggak disorot atau.. ah, itu suara sirinenya sedekat itu dan gak hilang-hilang kok nggak disorot atau dikabarkan ada apa, sih. Biasanya, kan, hal sekecil apa pun pasti dilaporkan, semisal "pemirsa bisa mendengar suara sirine sebagai pemberitahuan bla bla bla.." atau "pemirsa bisa melihat di sini ada ambulans yang lewat disediakan untuk bla bla bla.." Nggak ada. Ini, yang kedengeran suara reporternya kok (dipaksakan) tenang-tenang aja. Dan teriakan-teriakan "metrotipu" masih terus terdengar. Sialnya, kamera tak kunjung kembali ke depan si reporter. Bayangan saya, di sekitarnya pasti banyak orang yang kerumunin sambil berteriak "metrotipu" di depan kamera (yang nggak nyala). Saya mulai nggak tega, kasihan sama reporter dengan suara sok tenangnya. Beberapa saat, suara-suara itu semakin mengganggu dan hampir meredam suara si reporter yang sudah tidak saya dengar lagi ngomong apa. Saya mulai curiga ada yang nggak beres dengan suara sirine tadi.
Lalu, tepat saat si reporter (akhirnya) akan mengakhiri laporan, di belakangnya ternyata sudah banyak orang (entah tua atawa muda) yang sedang tidak diam saja. Sekejap, hanya sekejap ditayangkan, nggak sempet lihat dengan jelas, yang pasti mereka tidak sedang berdiri diam, atau berjalan melewatinya dengan cuek. Tampilan langsung kembali ke studio.
Saya bertanya-tanya kenapa, kok, nggak ditayangkan 'kerusuhan' itu, ya? Apakah demi melindungi kredibilitas channel tv tersebut? Atau demi melindungi agar suasana tetap sejuk?
Jujur saja, ini kali pertama saya melihat ada laporan langsung yang 'diganggu' selain laporan Nonton Bareng sepakbola. Biasanya selama ini, kalo ada reporter yang sedang live report--berdiri, ngomong sendiri, memegang mikropon yang kabelnya nyambung ke kamera di depannya--pasti ada beberapa orang di belakangnya yang dadah-dadah, loncat-loncat (biasanya anak kecil yang kurang tinggi), sebentar nongol di sisi kiri, sebentar di sisi kanan. Tidak sedikit juga yang berdiri diam tanpa ekspresi ikut mendengarkan, sambil sesekali manggut-manggut. Ada juga yang sambil nelepon, mungkin nelepon keluarganya suruh lihat tipi "Mah, lihat tipi! Ada Papa di tipi!" Mungkiin. Aneka ekspresi ini walaupun dinilai norak oleh orang-orang yang gengsi gede-gedean seperti saya, mereka tidak mengganggu, merusak, mengacau, atau jenis mahar, eh, makar lainnya. Tidak. Keberadaan mereka bahkan tidak akan disadari oleh penonton kecuali si Mamah yang ditelepon tadi.
Lain ceritanya dengan apa yang saya lihat kali ini. Benar, saya hanya mendengar suara-suara teriakan "metrotipu!" dan sirine--yang saya harapkan bukan dari toa orang yang sengaja. Itu saja entah mengapa membuat sedih dan malu. Sebenernya, saya termasuk orang yang antipati dan sinis dengan media, terutama televisi. Selain karena sirik nggak bisa masuk tipi, televisi lebih banyak membodohi daripada mencerdaskan. Orang-orang bodoh seperti saya merasa semakin bodoh dengan menonton televisi. Tapi, teteeup aja ditonton.
No comments:
Post a Comment