Kereta Senja
Puisi:
Gedung-gedung berlarian
Rumah-rumah berjejer pergi
Pepohonan melambai
Sawah-sawah melintas anggun
Leladang menghampar terbirit
Di ujung pandangku
Di komplek gunung itu
Siluet jingga menabur bumi
Sungguh, keindahan yang kubenci
Kau tau kenapa?
Karena Senja s'lalu bercerita perpisahan
Tapi, tetap kunikmati
Hampar atap berpadu luap asap
Indah taman di muka
Dengan kapal-pecahnya halaman belakang
Semua terlihat olehku
Menjulangnya gedung ruko
Beradu rendah dengan gubuk-gubuk reyot
Itu juga tampak nyata
Tanpa perlu membuka mata
Ladang melerai Bintang timur
Karena mengejar Pengirim Senja
Lihat! Di sana ada Pak Tani
Sedang berjanji pada Padi
Akan membunuh Tikus-tikus pencuri
Hei, menurutmu haruskah aku melompat
Menghampiri Pak Tani itu
Lalu, mengisahkan dunia sejatinya saat ini?
Haruskah aku turun dan berlari
Menceritakan juga pada Padi
Untuk tak merasa senang dengan janji?
Namun, urung
Aku belum ingin mati
Kubuka tirai
Aku masih di atas kereta ini
Membawaku ke kota baru
Meraih mimpi biru
Seperti langit di esok pagi.
Nina Pradani
30 Mei 2013, 5:20 pm.
@ K.A Mutiara Selatan (perjalanan Surabaya-Bandung)
No comments:
Post a Comment